Wednesday, October 24, 2018

"TULANG DIDI' "

         
               


Pada dahulu kala di sebuah desa di Toraja,ada seorang anak gadis yang pandai menenun.ia bernama Tulang Didi'. Kesehariannya hanya di habiskan untuk menenun kain. Pada suatu ketika ketiak sedang asyik menenun kainnya itu tiba-tiba datanglah seekor anjing menginjak kain tenunnya itu sehingga kain tenunnya itupun menjadi kotor,melihat kain tenunnya kotor karena di injak anjing itu ia pun sangat marah lalu mengejar dan memukuli sampai mati anjing tersebut meskipun ia tahu bahwa anjing itu adalah anjing kesayangan ayahnya. Mendengar teriakan anjing suaminya yang ibu Tulang Didi' lalu bergegas melihatnya dan betapa kagetnya ia ketika melihat anak gadisnya telah membunuh anjing kesayangannya suami yaitu ayah dari Tulang Didi' sendiri. Ia khawatir anaknya bisa-bisa di bunuh oleh suaminya karena telah berani membunuh anjing kesayangannya. Ibunya lalu memanggil tulang didi dan menyuruh untuk lari dari rumah karena ibunya takut ayah Tulang Didi' akan sangat marah dan bisa membunuh Tulang Didi' jika ia masih tetap tinggal di rumah. Sebelum menyuruh anaknya itu pergi ia memberinya bekal sebutir telur ayam dan beberapa biji beras.
Tulang Didi pun kemudian lari dari rumah dan masuk ke hutan. Tak berselang lama ayahnya pulang dari sawah lalu memanggil anjing kesayangannya itu tapi anjing tak datang,lalu ia pergi memanggil istrinya dan menanyakan keberadaan anjingnya itu,dengan ketakutan istrinya lalu berkata bahwa anjingnya telah mati di bunuh oleh anaknya sendiri yaitu Tulang Didi'. Mendengar perkataan istrinya ayah Tulang Didi' sangat murka ia lalu mencari Tulang Didi' tapi tak di temukannya,ia lalu bertanya pada istrinya yaitu ibu Tulang Didi' tentang keberadaan anaknya,dengan sangat ketakutan istrinya pun menjawab bahwa anaknya itu telah lari dari rumah,tanpa pikir panjang ayah Tulang Didi' lalu menyusul anaknya itu untuk mengejarnya.
Tidak butuh lama untuk mengejar ayah Tulang Didi' lalu mendapat anaknya itu dan tanpa pikir panjang ia lalu memukul anaknya itu hingga tewas. Setalah puas membunuh anaknya dan membalaskan dendam anjing kesayangannya ia lalu membawah mayat anaknya itu di sebuah liang batu di dekat bukit untuk menguburkannya. Setalah menguburkan anaknya ia lalu kembali ke rumahnya. Hari-hari berlalu tiba-tiba datang seekor burung lalu mengambil telur beserta beras di dalam kain di dekat mayat Tulang Didi' yang di bungkus oleh ibu Tulang Didi' sebelum menyuruh  anaknya itu lari. Burung itu lalu mengerami telur ayam itu tepas di atas liang batu kuburan Tulang Didi'.
Beberapa minggu kemudian telur itu menetas lalu keluarlah seekor anak ayam jantan dan kemudian burung yang mengeraminya itu memberikan beras yang di ambilnya dari samping mayat Tulang Didi'. Setelah beberapa bulan ayam itupuh tumbuh menjadi besar dan berukuran raksasa. Ayan jantan itu juga dapat terbang seperti burung yang telah memeliharnya.
Pada suatu sore hari ayam jantan itu berkokok di atas liang batu kuburan Tulang Didi',mendengar bunyi kokokan ayam itu tiba-tiba tulang belulang Tulang Didi' berkumpul dan kembali menjadi kerangka. Selang beberapa saat ketika matahari sudah terbenam ayam itu kembali berkokok untuk yang ke dua kalinya,lalu kerangka Tulang Didi' pun seketika itu juga di lapisi lagi oleh daging dan organ-organ tubuh lainnya,kemudian pada malam hari untuk ketiga kalinya ayan itu berkokok lagi,tak lama berselang bulan purnama muncul kemudian jantung Tulang Didi' berdetak dan ia pun ni menghembuskan nafas kehidupannya kembali,akhirnya Tulang Didi' pun hidup kembali berkat bunyi dari ayam jantan itu. Tulang Didi' pun menghampiri ayam itu dan berterimah kasih kepadanya dan berjanji akan selalu setia bersamanya selamanya.
Keesokan harinya Tulang Didi' dan ayam lalu pergi mencari tempat untuk di banguni sebuah kampung,mereka lalu mendapat sebuah daerah yang subur dan kemudian tinggal menetap di mendirikan sebuah perkampungan.
Tahun berganti tahun kampung Tulang Didi' pun sangat makmur,ia lalu menikah dengan seorang bangsawan dari kampung lain dan semakin hari kehidupannya sangat makmur. Ia mempunyai banyak hamba dan juga hewan ternak beserta padi dan bahan pangan lainnya.
Pada suatu hari pada musim panceklik di mana hama tanaman merusak tanaman padi di desa orang tua Tulang Didi' ibu Tulang Didi' pergi ke sungai untuk mencuci,ia lalu kaget ketika melihat banyaknya jerami padi yang terbawa arus sungai. Ia lalu pulang menceritakan semuanya kepada suaminya,dan mereka pun pergi menyusuri sungai untuk mengetahui lokasi tempat jerami padi itu berasal dan ketika mereka mendapati kampung Tulang Didi' betapa kagetnya mereka karena kampung yang makmur itu adalah kampung anaknya sendiri. Tulang Didi' lalu memanggil kedua orang tuanya untuk naik ke rumahnya ,tetapi ketika ayahnya akan masuk melangkah masuk ke dalam rumah ia tiba-tiba terjatuh ke bawah kolong rumah dan ketika itu juga kerbau Tulang Didi' yang di ikat di kolong rumah itu datang menanduk perut ayahnya sehingga perut ayahnya terburai keluar dan sektika itu juga ayahnya pun tewas. Ibunya lalu berkata bahwa mungkin itu adalah balasan dari yang maha kuasa atas kekejaman sauminya yang telah membunuh anaknya sendiri yaitu Tulang Didi'. Tulang Didi' pun hidup berkemakmuran beserta ibunya,suami dan seluruh hamba-hambanya.

Suatu ketika di siang hari hamba-hamba Tulang Didi' sedang menumbuk padi,tiba-tiba ayam sakti Tulang Didi' datang lalu memakan padi yanh di tumbuk hambanya,hambanya pun kesal lalu memukul sayap ayam itu. Ayam itu pun lalu berkata kepada Tulang Didi' jika ia tidak akan tinggal lagi di dunia ini,seketika itu juga ayam itupun terbang hendak menuju ke bulan tapi Tulang Didi' melompat dan memegang sayap ayamnya itu kemudiaan mengikuti ayamnya itu untuk pergi ke bulan,dan jika bulan purnama Tulang Didi' dan ayamnya akan terlihat di bulan dan sampai sekarang pun masyarakat suku Toraja percaya bahwa gambar berupa tulang dengan ayam adalah Tulang Didi' dan ayamnya.
   Kurre sumanga

SUMBER: http://torayablogger.blogspot.com/2017/07/tulang-didi-dan-ayam-jantan-cerita.html

0 komentar:

Post a Comment