Tuesday, April 9, 2019

Ilustrasi: seorang pemuda dalam kereta api


Suatu ketika, saat i-pad baru diluncurkan, ada seorang pemuda dengan menggunakan Jas yang mentereng naik Kereta kelas Ekonomi (tanpa AC dan penumpang berdesak-desakan). Selang beberapa waktu di atas kereta, pemuda ini mulai membuka Jas Menterengnya sebab ia merasa panas (Maklum tidak ada AC), kemudian ia mulai mengeluarkan I-pad nya dan menonton Film. Alhasil banyak penumpang yang berdesak-desakan dibelakangnya hendak melihat barang canggih ini (I-pad).
Beberapa penumpang lain yang melihat hal ini merasa Kesal dan mulai berkomentar dalam hati : "kalau mau pamer jangan di atas kereta ekonomi dong."
Orang Tua : "Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik kelas Ekonomi, pamer2an."
Seorang Ibu :  "Mudah2an suami saya ga senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji."
Gadis ABG : "Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa ga naik AC kalau mau pamer begituan? "
Pedagang : "Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan; tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik AC sih?"
Pendeta :  "Andai dia taat beragama, tentu tidak sesombong itu."
Anak Sekolah :  "Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu pamer gitu kalle' ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta AC.. ill feel gue."
Pengamen :  "Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat."
Sebenarnya Pemuda Kaya ini membeli sebuah karcis kereta untuk Kelas Eksekutif, akan tetapi ketika dia hendak naik ke atas kereta, ia melihat seorang nenek tua yang terjatuh karena berdesak-desakan hendak naik ke kelas ekonomi. Akhirnya Pemuda kaya ini tergerak hatinya dan menukarkan karcis Kelas Eksekutif yang dia beli dengan karcis ekonomi milik si Nenek tua. 
Mungkin inilah yang sering terjadi dalam hidup kita, hanya dengan sekali pandang kita langsung menilai sesama kita, bahkan tidak sering kita menjadi hakim. 

Tuhan Yesus pernah berpesan Janganlah kamu menjadi hakim bagi sesamamu.

Terima Kasih telah Membaca 

0 komentar:

Post a Comment