SI SEMBA'
Untuk mengurangi resiko cidera atau kematian peserta Sisembak, maka pada setiap acara Sisemba’ ini, selalu ada orang yang bertindak sebagai tukang Lerai jika situasinya sudah sangat membahayakan peserta Sisemba’.
Selain dari adanya orang yang bertindak sebagai Pelerai, permainan Sisemba’ ini juga mengenal beberapa aturan antara lain:
Peserta yang ikut permainan Sisemba’ harus berpasangan ( 2 orang yang harus berpegangan satu dengan yang lain )
Lawan yang sudah terduduk atau sudah terjatuh, tidak boleh di serang.
Tidak boleh ada demdam setelah acara permainan selesai. Permainan Sisemba’ diawali dengan peserta dari anak-anak terlebih dulu, tak lama kemudian peserta remaja turun gelanggang, peserta anak-anak menyingkir. Setelah adrenalin peserta dewasa tidak lagi dapat dibendung, maka saat itulah para peserta dewasa mengambil alih gelanggang.
Satu hal yang juga perlu diketahui dalam permainan Sisemba’ ini adalah pesertanya selalu membludak. Kalau dilihat permainan ini cenderung brutal akan tetapi tidak banyak diantara para pesertanya yang mengalami cidera parah bahkan sampai meninggal. Kejadian seperti itu jelas pernah terjadi, tapi jarang.
Untuk dapat menjadi petarung tangguh dalam acara Sisemba’ ini dibutuhkan tidak hanya kekuatan Fisik dan kelincahan gerak namun sebuah perisai diri yang orang Toraja menyebutnya dengan nama Panimbolo’.
Panimbolo’
adalah sebuah mantra-mantra yang banyak macam cara dan bentuknya, yang
dimiliki ataupun diberikan oleh orang-orang tua kepada seseorang yang
akan ikut permainan Sisemba’. Panimbolo’ ini akan menyebabkan seseorang
tidak akan merasa kesakititan apabila mendapat tendangan. Namun tidak
semua peserta menggunakan Panimbolo’ dan hanya mengandalkan kekuatan
fisik semata.
0 komentar:
Post a Comment