Sunday, November 18, 2018

Tuak bukan untuk Talango

TUAK
Pohon induk atau aren (Borassus flabellifer) yang difermentasi. Ada beberapa daerah di Indonesia sebagai penghasil Tuak tapi untuk Tuak Toraja sendiri diakui oleh para wisatawan lebih segar dan nikmat. Di Toraja sendiri ada Beberapa Cita Rasa Tuak yang bisa anda coba, mulai dari yang manis hingga yang pahit (pa’buli). Anda bisa membeli Tuak dipasar Tradisional Toraja misalnya di Pasar Makale, Di Pasar Rantepao, atau di warung-warung makan khas Toraja.Sejak dahulu, nenek moyang orang Toraja sangat menyukai Tuak, Minuman dari Alam Toraja yang merupakan bagian dari Budaya Toraja sendiri yang Patut kita Lestarikan. Karena Orang Toraja sangat menghargai Alam yang meyediakan segala kebutuhan masyarakatnya termasuk Tuak. Makanya, masyarakat Toraja selalu menyertakan Tuak dalam kehidupan mereka karna Tuak adalah Pemberian alam dan tidak lepas dari kehidupan masyarakat Toraja. Baik itu dikalangan Tua-Muda, Laki-laki atau Perempuan semua turut didalamnya.














Keberadaan Tuak sendiri bukan sebuah larangan di Toraja karena Tuak wajib hadir dalam ritual-ritual adat Toraja, baik sebagai kelengkapan upacara maupun untuk menyambut para tamu. Tuak ini disajikan hampir dalam setiap acara adat di Tana Toraja, Upacara Rambu Solo’ (Kematian) atau Upacara Rambu Tuka’ (Pernikahan, Syukuran). Biasanya Tuak dibawa oleh kerabat keluarga yang mengadakan pesta dan diminum bersama-sama dengan rekan-rekan yang hadir dalam acara tersebut. Penyajiannya lebih nikmat ketika diminum langsung dari potongan bambu (Timbo/Suke).


Ketika menulis artikel ini, saya berusaha mencari pendapat-pendapat Orang Toraja tentang TUAK (BALLO’) selain minuman khas dan pelengkap ritual adat. Mungkin terlihat lucu, tapi Bagaimanakah mereka bercerita? Berikut pemaparannya..
  1. Tuak = Pedampi Ta'ka' (Obat Capek)

Bagi orang Toraja sendiri, meminum Tuak adalah hal yang tepat ketika kondisi tubuh sangat kelelahan. Mengapa demikian? Itu mungkin karena Tuak termasuk sumber vitamin, sama seperti buah apel. Tuak juga memberi kekuatan dan bila cuaca dingin, tuak akan menghangatkan. Sehingga banyak orang yang berpendapat Tuak itu menyehatkan, menghangatkan dan menyegarkan orang yang meminumnya selagi dalam Porsi yang Normal.










  1. Tannia to Toraya ke taek na iru’ Tuak

Jika di translatekan kedalam bahasa Indonesia artinya “Bukan Orang Toraja Kalau tidak minum Tuak” mengapa statement ini dikeluarkan? Ini mungkin karena Tuak menjadi Salah satu ciri masyarakat Toraja, melihat posisinya yang jadi item penting dalam sebuah ritual adat.
  1. “Duduk Melingkar, Gelas Berputar”

Saya awalnya tidak paham untuk ungkapan yang satu ini, ketika teman-teman kaum muda bercanda tentang Tuak setiap kali ada ajakan untuk minum Tuak bersama entah itu ketika ada perayaan syukuran karena wisuda atau ulang tahun. Yang membaca artikel ini mungkin juga pernah mendengar? Atau bahkan pernah berceloteh langsung tentang ini? Saya mencoba menulis, “Duduk Melingkar, Gelas Berputar” ada Subjek dan Objek: Duduk melingkar adalah Kumpulan Manusia dan Gelas yang berputar adalah Gelas yang Terisi Tuak. Karena kita adalah orang Toraja, pelengkap dalam sebuah jamuan syukur adalah Tuak. Maka singkatnya Tuak sebagai Alat Sosialisasi, ketika orang-orang berkumpul rasa kekeluargaan orang Toraja sangat terasa, bahkan kadang yang tidak saling mengenal karena duduk bersama meminum tuak mereka saling berkenalan. Ke kita Toraya di sanga “Massalu Nenek” singkat cerita kita pulang dengan relasi baru.










  1. Hallo Bro, dapat salam dari jergen 5 liter kapan kita ngumpul bareng?

Ini ungkapan yang kadang jadi candaan di kalangan anak muda, ajakan untuk berkumpul dengan membawa salam dari jergen 5 liter. (biasa ada pada DP BBM/ KOMENTAR DI FB dll) Hahaha.. Jelas sekali, Tuak pada Posisi yang selalu dirindukan ketika orang Toraja sedang berkumpul.
  1. Tuak adalah Minuman Sakral

Untuk pendapat ini, saya sulit menjelaskan “Air Sakral cairan putih yang disaring cairan-cairan pohon aren yang berkualitas yang menghasilkan TUAK minuman kedamaian” Mungkin, karena secara kasat mata Tuak itu berwarna putih, sedangkan sakral diidentikkan dengan warna putih sebagai lambang kesucian. Kemudian yang kedua, karena posisinya ada dalam ritual adat mungkin, ini salah satu alasan pengemuka mengatakan demikian. Dan mungkin Juga ketika menengguk minuman itu, harus dalam tujuan yang baik, hati dan pikiran harus bersih karena kapan semua itu kotor, mungkin itu yg membuat sebagian orang Mabok, dan berperilaku diatas normal. Ya.. ini adalah sebuah pendapat, mungkin ada yang bisa memperjelas atau mengungkap kata Sakral dibalik Tuak itu. (Tulis di Kolom Komentar)

6. Tuak ibarat stempel pada sebuah acara rambu solo' ataupun rambu' Tuka'
    dalam acara ARS dan ART di Toraja, tuak memiliki peran yang sangat penting, hal demikian t6erbukti karena tanpa kehadiran ballo' atau tuak ini membuat acara atau upacara adat terasa lain daripada yang lain.






Jadi, Semua Pemberian dari Alam Toraja punya peran tersendiri dalam Masyarakat Toraja (Angga’na Tuak lan Katuoanna to Toraya) “Peran Tuak dalam Kehidupan Masyarakat Toraja” tidak ada larangan dia ada ditengah-tengah masyarakat selagi kita sebagai Penikmat bisa mengontrol diri karena Tuak adalah bagian dari budaya kita sendiri dan itu harus kita lestarikan.

Sumber:
https://bainetorayaproject.wordpress.com

0 komentar:

Post a Comment