MASIH ADA DOMBA LAIN
( Denpa tu
domba senga’ )
Yohanes 10 : 1 – 21; nas :
ayat 16
Latar Belakang Teks
Dari
pasal-pasal sebelumnya diceritakan bahwa tindakan-tindakan dan ajaran Yesus
menimbulkan pro dan kontra diantara orang banyak (7:43). Banyak orang yang
simpatik, ikut dan percaya karena tindakan dan ajaran-Nya, lain dari pada yang
dilakukan oleh pemimpin lain. Tetapi banyak pula yang membenci dan menentang
Dia. Bahkan berkali-kali ada usaha untuk membunuh dan menangkap Dia (7:30,
32,44). Yang pro pada umumnya adalah orang banyak yang sudah menyaksikan
berbagai tanda mujizat dan telah merasakan pelayanan-Nya yang penuh kasih.
Sedangkan yang melawan Dia umumnya dari kalangan pemimpin agama Yahudi, yaitu
ahli-ahli Taurat, Imam-imam Kepala dan orang-orang Farisi. Mereka menuduh Yesus
sebagai : penyesat, pelanggar Sabat, penghujat Allah dan orang yang kerasukan
setan (8:48; 52; 9:16 dll).
Perlawanan terhadap Yesus
semakin memuncak ditengah khalayak ramai setelah Yesus menyembuhkan orang buta
sejak lahir. Orang-orang Yahudi tidak percaya ( atau sengaja tidak percaya )
bahwa orang itu tadinya buta dan baru dapat melihat lagi (9:18). Tetapi
kejadian ini tidak dapat disangkal lagi, karena orang buta yangbaru disembuhkan
ini bersaksi didepan mata orang banyak dan orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah
yang menyembuhkan dia. Bagaimana cara Yesus menyembuhkan dia, dituturkan dengan
jelas dan meyakinkan. Terutama orang buta itu bersaksi bahwa Yesus adalah
seorang Nabi yang datang dari Allah (9:17, 33). Di tengah suasana dimana para
pemimpin agama justru membenci Yesus, Ia tampil dan menyampaikan sebuah
ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan tentang Gembala yang Baik.
Garis Besar Khotbah
1. Perumpamaan tentang
gembala sering terdapat dalam Perjanjian Lama (Maz. 23; Yer. 23). Bahkan Mesias
yang dinubuatkan dalam kitab nabi-nabi dituliskan sebagai gembala yang benar
(Zak. 11 dan Yer. 23). Tokoh Mesias sebagai gembala yang benar itu
diperhadapkan dengan pemimpin-pemimpin palsu yang menipu rakyat dan membunuh
mereka (Zakaria 1 dan Yehezkiel 34).
2. Perumpamaan yang dipakai
Yesus sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh pendengar-Nya. Kandang domba di
Palestina terbuka dari atas, tidak ada atapnya, hanya merupakan tembok tanah
saja. Pada siang hari domba-domba dijaga oleh gembala dan dituntun ketempat
yang banyak rumputnya. Pada malam hari domba-domba dikembalikan ke kandangnya,
dan gembala diganti oleh penjaga yang berdiri dipintu. Bila ada yang masuk
tidak melalui pintu, melainkan memanjat tembok, berarti dia adalah pencuri dan
pembunuh yang berniat jahat dan membinasakan (10:1, 10a). Yang dimaksudkan Yesus
adalah pemimpin Israel yang bukan utusan Allah. Ajaran merekapun tidak berasal
dari Allah. Mereka pada dasarnya adalah pemimpin-pemimpin yang tidak
menyampaikan firman Allah, melainkan kata-kata mereka sendiri. Mereka tidak
akan didengarka oleh domba-domba; suaranya, ajarannya, pimpinannya tidak
dipercaya oleh domba-domba karena sangat berbeda dari Gembala yang
sesungguhnya. Gembala yang sesungguhnyan yakni Yesus, Dia memperhatikan
kebutuhan hidup dan keselamatan domba-domba-Nya dan menjalin hubungan yang
akrab bahkan Ia mempertaruhkan nyawa-Nya demi keselamatan domba gembalaan-Nya.
3. Sejalan dengan itu, Ia
punya inisiatif dan kuasa kasih untuk berprakarsa memiliki dan memelihara
domba-domba yang telah dipercayakan oleh Bapa-Nya kepada-Nya. Hal ini di tegaskan
oleh Yesus dalam nas kita, ayat 16: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang
bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu Kawanan dengan satu Gembala
(10:16). Beberapa hal yang dapat kita catat disini :
a. Yesus adalah pemilik dan
penanggung jawab yang penuh kasih terhadap domba-domba didunia ini. Kasih-Nya
terhadap domba-domba-Nya tidak terbatas kepada bangsa Israel saja, tetapi juga
meliputi domba-domba lain dari bangsa lain. Sebagai bagian dari kawanan domba
Kristus, mereka akan menikmati kasih dan pemeliharaan-Nya. Yesus terlebih
dahulu mengetahui bahwa diantara persekutuan orang percaya akan timbul
pertanyaan-pertanyaan mengenai pertalian antara orang-orang yang dipanggil
mula-mula dengan orang-orang yang dipanggil kemudian; antara orang-orang Yahudi
dan orang Kristen dari dunia non Yaudi atau orang Kristen yang berlatar
belakang orang kafir. Yesus mengatakan “ Jemaat itu harus menjadi satu kawanan
dengan satu gembala saja. Soal latar belakang asal-usul yang berlainan itu,
tidak boleh mengganggu persatuan didalam Jemaat. Sikap Yesus ini menentang
sikap eksklusifisme keyahudian, yaitu pandangan bahwa hanya orang Yahudi saja
yang akan selamat.
b. Perkataan Yesus dalam ayat
16 ini menunjuk secara khusus kepada domba-domba lain yang “bukan dari kandang
ini”. Denagan kata lain mereka masih diluar kandanga, mungkin diluar komunitas
atau persekutuan yang kita sebut persekutuan orang percaya atau gereja. Yesus
pun memperdulikan dan mengasihi mereka, bahkan merasa berkewajiban untuk
menuntun mereka. Sikap ini harus nampak dalam pelayanan kita sebagai gereja,
yang tidak membeda –bedakan dan terbuka kepada dunia dimana Yesus dengan setia
melayani dan memberikan hidup-Nya bagi manusia dan dunia ini (band. Yoh. 3:16).
c. Perstuan kita sebagai
kawanan domba Allah terletak didalam Gembala yang satu, yaitu Yesus Kristus,
dengan perkataan yang sama menjadi pedomannya yaitu firman Allah. Domba-domba
lain pun yang diluar kandang mendengarkan suara Yesus, dan dengan demikian
mereka akan menjadi bagian dari satu kawanan dengan satu gembala. Dengan
demikian, kesatuan sebagai kawanan domba Allah terbukti kalau kita semua
sama-sama mendengarkan dan menuruti suara Gembala kita yang Agung. Yesus telah
berdoa kepada Bapa disorga supaya kita semua menjadi satu (Yoh. 17:21). Kepada
kita diserukan supaya kita hidup dan bergaul serta bekerjasama secara
“oikumenis”, artinya meliputi seluruh dunia yang didiami. Jangan kita pernah
berpandangan bahwa kebenaran dan keselamatan hanya ada pada kita dan untuk kita
saja.
4. Dalam minggu sengsara V,
yang sekaligus minggu Pekabaran Injil Gereja Toraja, hendaknya kita merenungkan
secara mendalam teladan Kristus dalam melayani domba-domba-Nya. Amat berbeda
dengan pencuri yang datang untuk mencuri dan membinasakan, Ia dengan limpah
kasih dan penuh perhatian menjalin hubungan yang akrab dengan seluruh kawanan
domba-Nya. Ia sungguh bertanggung jawab bahkan rela mati demi kehidupan dan
keselamatan domba-Nya. Dalam memelihara domba-domba gemabalaan-Nya, Ia tidak
pasif dan tinggal berpuas diri, melainkan punya prinsif dan inisiatif: Masih
ada domba lain yang harus Ku tuntun untuk menjadi satu kawanan dengan satu
Gembala. Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk meneladani Yesus dalam ber-PI
dan mengembangkan keterbukaan dalam memberitakan Injil demi terwujudnya kasih
Allah yang menjangkau dan menyelamatkan semua.
0 komentar:
Post a Comment