Bab
1
Pemimpin,
Kepemimpinan, dan Visi Organisasi
Pemimpin
adalah seorang yang harus menjalankan kepemimpinanya dengan baik. Kepemimpinan
hendaknya di lakukan dengan baik. Seorang pemipin yang diberikan kuasa
hendaknya menjalankan kepemimpinannya dengan baik. Pemimpin seharusnya
memberikan dampak positif atau pengaruh positif bagi organisasi atau masyarakat
yang di pimpinnya. Tetapi, dari banyak pemimpin hanya sedikit yang memiliki
kualifikasi sebagai pemimpin yang berdampak (influential leader). Menurut john
Edmund haggai yang menentukan kepemimpinan memberikan dampak baik atau pun
tidak adalah pengambilan keputusan. Banyak orang yang sangat berambisi menjadi
seorang pemimpin. Berambisi untuk menjadi pemimpin itu baik karena hal ini
terdapat dalam 1 Timotius 3:1. Tetapi ambisi yang salah dapat membawa
organisasi menyimpang dari tujuannya, sebaliknya ambisi yang benar akan
mendekatkan organisasi pada tujuannya. Dalam kepemimpinan, di butuhkan visi
agar organisasi berjalan dengan baik. Visi adalah tujuan dan hendaknya visi itu
berguna untuk kemajuan organisasi masyarakat. Visi harus sesuai dengan Alkitab,
dengan kata lain tidak menyimpang dari jalan yang dikehendaki Tuhan. Visi juga
harus dirumuskan berdasarkan pemahaman yang benar tentang Allah, diri sendiri,
dan lingkungan sekitar yang bertujuan untuk perluasan kerajaan Allah. Seorang
pemimpin Kristen dalam merumuskan visi hendaknya berpegang pada petunjuk
Alkitab dab merumuskan visi dengan mandate yang berasal dari Allah. Faktor
dominan yang membentuk seorang pemimpin visioner dari persfektif kristiani
yaitu pemimpin yang memiliki spiritualitas yang baik kepada Allah yang adalah
sumber visi.
Bab
2
Misi
Organisasi
Kata
misi dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, misalnya misi
adalah kegiatan meyebarkan kabar gembira (injil) dan mendirikan jemaat setempat
yang dilakukan atas dasar sebagai kelanjutan misi Kristus. Banyak para ahli
yang memberikan pendapat tentang misi, salah satunya Eckarol Scnabel, yang
mengatakan bahwa misi terbagi dua yaitu misi tunggal dan misi jamak. Kata misi
adalah ciri khas agama Kristen, tetapi sekarang kata misi telah diterima dan
digunakan secara luas dalam segala bidang. Misi mempunyai makna penting, Haggai
menyatakan bahwa misi bisa menyangkut beberapa aspek dan dimensi seperti
material, mental, social, dan financial. Misi yang smart (simple, measurabie,
achievable, reesenable, time-bounded) adalah yang ideal. Semua unsure smart ini
harus dapat di rangkum dalam pernyataan suatu misi. Dalam amanat agung Tuhan
Yesus kepada muridnya juga kita sebagai pengikutnya saat ini bisa di lihat
sebagai misi yang memenuhi unsure-unsur SMART. Amanat Yesus ini adalah suatu
tujuan yang harus di capai cirri-ciri misi adalah sederhana, terukur, tidak muluk-muluk,
harus masuk akal dan memiliki referensi waktu. Visi dan misi merupakan suatu
kesatuan. Peimpin kristiani juga harus menyadari bahwa misi bagi organisasi
yang di pimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai misi disebut pemimpin
missioner. Pemimpin misioner atau misional berbeda dengan pemimpin yang lain
karena dari Allah. Maka sebagai seorang pemimpin dia akan bertanggung jawab
kepada Allah. Berdasarkan visi-misi pula seorang pemimpin pada organisasi
kristiani menjalankan fungsi dan perannya.
Bab
3
Kriteria
Pemimpin Kristiani
Sebagai
tulisan yang bermanfaat dalam pengajaran, rangkaian isi Alkitab yang terdiri
atas 39 kitab Perjanjian Lama (PL) dan 27 kitab Perjanjian Baru (PB) dapat
memberikan inspirasi kepada kita tentang banyak prinsip kehidupan dan hal-hal praktis
yang dilakukan manusia di dunia ini. Salah satu dari prinsip dan hal praktis
tersebut adalah tentang kepemimpinan. Dari Kitab Kejadian hingga Wayu kepada
Yohanes, terdapat begitu banyak profil pemimpin yang bisa di jadikan objek
telaah akademis. Dari zaman Adam hingga zaman para Rasul, terdapat begitu
banyak paparan tentang profil pemimpin. Sebagian besar dari mereka adalah
profil baik yang patut dijadikan teladan. Namun, ada jugapemimpin yang buruk
karakternya yang patut di hindari. Adam adalah pemimpin cemerlang yang memiliki
kemampuan identifikasi dan determinasi yang sangat luar biasa. Dialah yang
memberikan nama kepada tumbuhan dan hewan saat itu. Abraham adalah pemimpin
yang berani dan penuh determinasi dalam pengambilan keputusan. Dia memutuskan
untuk keluar dari sistem dan zona nyaman yang ada di sekitarnya untuk menjalani
kehidupan yang sangat berbeda. Yakub juga merupakan pemimpin yang luar biasa
pada zamannya. Dia bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya. Yusuf, salah
seorang anak Yakub, adalah pemimpin besar. Dia memegang teguh janji, perintah,
dan ketetapan Allah. Musa adalah seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab
besar dari Allah. Sebagai hamba Allah, di diberi tugas untuk membawa kaum
Israel menempuh perjalanan eksodus dari mesir ke kanaan, tanah perjanjian.
Kepemimpinan menurut Alkitab tentu saja adalah kepemimpinan yang mengandalkan
Allah atau yang dipimpin Roh Kudus. Pemimpin yang menjalani peran
kepemimpinannya berdasarkan panduan firman Allah adalah pemimpin yang dikuasai
Roh serta memiliki tingkat atau derajat spritualitas tinggi. Bagi pemimpin
duniawi, tekanan akan melemahkan mereka, sementara bagi pemimpin rohani,
tekanan akan memperkuat mereka. Justru karena adanya tekanan, maka seorang
pemimpin rohani menjadi semakin kuat, semakin matang menunjukkan kepribadiannya
sebagai seorang pemimpin.\
Bab
4
Kriteria
Pemimpin Kristiani
Begitu banyak permintaan akan
pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berpengetahuan dan berketerampilan,
berkarakter baik, pekerja cerdas dan keras, dan berintegritas, dibutuhkan
sekrang ini bukan hanya di dalam organisasi pemerintahan dan perusahaan swasta,
tetapi juga di gereja dan organisasi kristiani. Seharusnya kualitas yang
disyaratkan untuk pemimpin gereja dan organisasi kristiani tidak lebih rendah
dari pemimpin pada umumnya. Pekerja Allah justru membutuhkan orang-orang yang
prima kualifikasinya. Variabel kualitas dasar kepemimpinan di kelompokkan
Sanders ke dalam tiga kelompok sebagai berikut, kelompok pertama, yaitu
kualitas seorang pemimpin yang berkaitan dengan sifat atau karakternya.
Kelompok kedua, yaitu kualitas seorang pemimpin berkaitan dengan karunia yang
harus dikontrol atau dikembangkan. Kelompok ketiga adalah sifat atau karakter
yang sering dijumpai pada diri seorang pemimpin yang membahayakan atau sangat
berisiko bagi kepemimpinannya. Pemimpin harus berhikmat. Hikmat adalah karakter
atau watak dalam melakukan suatu aktivitas secara tepat pada situasi tertentu.
Pemimpin yang berhikmat adalah dia yang secara tepat dan bijaksana mengambil
keputusan untuk bertindak. Hikmat menurut Alkitab adalah pengetahuan dan
kepandaian yang berasal dari Tuhan (Ams. 2:6), Jadi sumber hikmat adalah Tuhan.
Disiplin memiliki kata dasar yang sama dengan murid (disciple). Hidup yang disiplin adalah hidup sebagai seorang murid.
Hidup seorang pemimpin yang berdisiplin adalah patuh terhadap semua aturana dan
belajar sebanyak-banyaknya akan pengetahuan. Keberanian adalah kualifikasi
penting yang patut dimiliki pemimpin. Keberanian adalah kualitas pikiran atau
pendapat yang memampukan seorang menghadapi kesulitan atau kesukaran dengan
keyakinan dan kepastian, dengan tanpa takut, dan tanpa kehilangan semangat.
Kerendahan hati berarti tidak membanggakan dan mengutamakan diri sendiri.
Kerendahan hati seseorang terlihat ketika dia menilai bahwa dirinya semakin
kurang berarti. Pemimpin berdedikasi adalah dia yang mampu menyeimbangkan
antara kasih dan kekuasaan, atau antara mengasihi dan memerintah.
Bab 5
Integritas Pemimpin
Memang kompetensi sorang pemimpin sangat penting.
Hal tersebut diakui selama ini sebagai variabel penentu keberhasilan dalam
kepemimpinan. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa variabel integritaslah
yang lebih utama. Karena itu integritas harus diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan
dengan kompetensi. Seseorang yang memiliki integritas dapat dilihat dari
kehidupannya yang konsisten atau yang menjalani hidup secara benar dalam segala
bidang dan aspek kehidupan: tulus atau memiliki motivasi yang bersih; serta
yang dapat dipercaya atau yang merefleksikan kesetiaannya kepada Allah. Kalau
kita cermati hukum kasih, sesungguhnya Allah menuntut agar manusia mengasihi
Allah dengan seluruh hidupnya atau totalitas keberadaan atau eksistensinya.
Dengan kata lain manusia diminta mengasihi Allah dengan seluruh aspek hidupnya.
Keutuhan mengasihi Allah ini berarti manusia dituntut untuk memiliki integritas
kepada Allah. Integritas manusia dituntut dalam hal kesatuan tujuan dan
pengabdian hidup. Dalam konteks kristiani, integritas seorang berarti menjalani
hidup yang bertanggung jawab dan takut kepada Allah untuk memuliakan nama-Nya
melalui seluruh keberadaan hidupnya. Kehidupan yang berintegritas adalah
kehidupan yang berasal dari dalam diri seseorang dan terpancar serta berdampak
keluar (inside out). Hidup
berintegritas harus merupakan suatu komitmen atau keputusan. Dia merupakan
suatu pilihan sadar, karena dilakukan dalam segala situasi, maka integritas
adalah gaya hidup. Pemimpin berintegritas memiliki dampak yang sangat berarti
bagi oragnisasi yang dipimpinnya, melalui pengaruh kepada bawahan, staf, atau
pengikutnya.
Bab 6
Pemimin dan Bacaannya
Dengan membaca, seorang pemimpin
akan memiliki pengetahuan umum, pengetahuan khusus, mengetahui lebih banyak
dari para pengikutnya, memahami perkembangan di tengah masyarakat, menggunakan
informasi dan pengetahuan yang dimilikinya dari membaca untuk kepentingan
oraganisasi. Tanpa membaca, pemimpin pada hakikatnya bukan seorang pemimpin
sejati. Konsekuensi menjadi pemimpin adalah membaca. Bukan saja pemimpin besar
tetapi setiap pemimpin, besar atau kecil, perlu membaca. Dengan begitu dia akan
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk berkomunikasi baik secara lisan
maupun dalam bentuk tulisan.
Bab 7
Pemimpin dan Kehidupan Doanya
Doa adalah nafas hidup setiap orang,
nafas hidup orang percaya, khususnya bila dia adalah pemimpin. Dengan berdoa
dia mengakui bahwa posisi dan kedudukannya sebagai pemimpin berasal dari Tuhan.
Tanpa doa, dia akan mati secara rohani dan kehilangan semangat. Sebab itu
seorang pemimpin patut memiliki waktu-waktu khusus dalam berdoa, secara pribadi
di harus memiliki disiplin dalam hal berdoa, dalam berhubungan atau
berkomunikasi dengan Tuhan. Doa adalah kukuatan suatu pelayanan, suatu
organisasi yang mengandalkan dan memuliakan Allah. Di organisasi seperti ini,
doa adalah tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin. Dengan kata lain,
pemimpin harus berdoa.
Bab 8
Pemimpin dan Jejaring
Pergaulannya
Pemimpin hidup dalam jejaringnya.
Sebab itu membangun jejaring adalah hal penting bagi seorang pemimpin. Dengan
jejaring, hubungan personal pemimpin dengan orang lain dapat dilakukan.
Jejaring pergaulan sangat menetukan identitas pemimpin. Dalam jejaring
pergaulan yang mendukung, seorang bisa menjadi sangat efektif dalam melakukan
tugasnya, namun bila jejaring pergaulannya tidak mendukung, misalnya dia
bergaul dengan orang-orang yang justru bisa merusak karakternya, maka imbasnya
akan dirasakan pada kepemimpinannya. Karena itu, pemimpin adalah atau terlihat
dari jejaring pergaulannya. Jejaring seorang pemimpin adalah pergaulannya atau
hubungannya dengan orang lain yang berada di luar organisasinya. Tujuan,
manfaat, dan dampak jejaring pada umumnya adalah untuk membuat organisasi lebih
efektif dalam upaya pencapaian visi-misinya. Dengan adanya keiukutsertaan para
pemimpin suatu organisasi tergabung suatu jaringan, maka keikutsertaan mereka
sebagai individu akan berdampak pada kinerja organisasi.
Bab 9
Pemimpin dan Manajemen Waktunya
Situasi atau kondisi kekurangan
waktu merupakan fakta ironis di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Meskipun banyak benda dibuat manusia untuk menyelamatkan dan menghemat waktu,
misalnya transportasi yang lebih cepat dan alat komunikasi yang lebih canggih,
tetapi ternyata kita menjadi orang yang lebih sibuk dari tahun-tahun
sebelumnya. Kita berlomba dengan waktu yang terbatas. Istilah manajemen waktu
sesungguhnya tidak tepat dan salah di gunakan. Mackenzie mengatakan bahwa dalam
keadaan yang sesungguhnya, seseorang tidak mengelola waktu, karena setiap detik
dan menit yang berlalu adalah di luar kontrolnya. Manajemen waktu tidak berate
bahwa seseorang sibuk setiap saat, tetapi bagaimana ia menggunakan waktunya sesuai
dengan apa yang direncanakan. Waktu menurut Alkitab, tertulis dalam 2 Petrus
3:8 yang menyatakan bahwa “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun
sama seperti satu hari.” Dengan memahami dan percaya bahwa allah yang berkuasa
menciptakan waktu dan bahwa Putra-Nya Kristus Yesus adalah contoh ahli
manajemen waktu, maka sebagai pemimpin kita harus menyerahkan penggunaan waktu
kita kepada Allah.
Bab 10
Seni Mendelegasikan
Pendelegasian adalah memercayakan
pekerjaan atau tugas kepada orang lain, atau memberdayakan orang lain untuk
melakukan sesuatu. Pendelegasian adalah proses pemberdayaan seseorang untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Meskipun definisi ini tampaknya,
sederhana, mendelegasikan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan.
Kecuali bila pemimpin memahami dan mengakui bahwa tugasnya yang terpenting
adalah melihat semua fungsi organisasinya sudah dilakukan, bukan melakukan
semua fungsi organisasi sendirian saja. Tujuan pendelegasian adalah member
kesempatan kepada orang lain untuk lebih bebas, lebih otonom, lebih mampu, dan
sebab itu lebih efektif dalam menjalankan tugas yang diterimanya.
Bab 11
Seni Suksesi
Seorang pemimpin dinilai berhasil
bukan saja karena keberhasilannya dalam melakukan tugas-tugas pada saat dia
sedang menduduki jabatannya, tetapi juga ketika dia dengan baik bisa menyerahkan
jabatannya kepada penggantinya. Sebab itu, penggantian kepemimpinan perlu
dipersiapkan oleh kedua pihak yaitu pemimpin dan penggantinya. Namun, tugas dan
tanggung jawab proses suksesi ini sesungguhnya lebih berada pada pundak
pemimpin. Maxwall mengatakan bahwa nilai keberhasilan seorang pemimpin diukur
dari suksesinya. Sukses datang kalau seorang pemimpin memberdayakan para
pengikutnya untuk melakukan hal-hal besar bersamanya. Bila suksesi tidak
dipersiapkan, kehiduan organisasi sering menghadapi persoalan kepemimpinan dan
cenderung diikuti dengan kegagalan. Suksesi merupakan suatu proses penemuan
kembali jalan, cara, atau strategi yang diperbarui untuk meningkatkan kinerja
organisasi. Baik Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB) mengemuakan
berbagai contoh suksesi yang, meskipun berbasis pada tatanan organisasi modern
ini. Kasus-kasus suksesi dalam Alkitab bahkan menajdi referensi berharga bagi
organisasi Kristen maupun sekuler. Prinsip dan gaya kepemimpinan berbagai
tokoh, dalam hal suksesi pada berbagai peristiwa dalam Alkitab patut menjadi
contoh bagi pemimpin saat ini.
Bab 12
Seni Menerima dan Melakukan
Perubahan
Dalam bukunya, Change, Rhenald Kasali mengatakan bahwa pemimpin harus berubah.
Perubahan adalah keharusan. Bila peimpin tidak berubah dan sebagai
konsekuensinya organisasi tidak mau mengalami perubahan, pada akhirnya
organisasi akan berada di dunia asing. Persoalannya adalah banyak pemimpin yang
tidak mau berubah. Perubahan sangat diperlukan oleh organisasi, oleh pemangku
kepentingan (stokeholders), termasuk
oleh sabagian besar staf atau anggota organisasi. Begitu banyak definisi
tentang Manajemen Perubahan. Menurut English Collins Dictionary, manajemen
perubahan adalah suatu pola manajemen yang bertujuan mendorong organisasi dan
individu berhubungan secara efektif dengan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam pekerjaan mereka. Rouse mendefinisikan manajemen perubahan sebagai suatu
pendekatan sitematis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perspektif
organisasi maupun individu. Perubahan adalah untuk memuliakan Allah, bukan
untuk reputasi, nama baik, atau kepentingan pemimpin.
Bab 13
Seni Menjadi Staff atau Pengikut
Menjadi
pemimpin adalah idaman banyak orang. Namun, tidak banyak orang yang bisa menjadi
pemimpin. Kesempatan menjadi pemimpin dan panggilan sebagai pemimpin memang
terbatas. Jabatan atau posisi pemimpin memang tidak banyak jumlahnya. Lebih
banyak orang menjadi staf, pengikut, bawahan, atau sebagai anggota biasa dalam
suatu organisasi. Walaupun ada pemimpin, kehadiran dan keberadaan anggota atau
bawahan ini sangat diperlukan. Tanpa bawahan, tidak akan ada pemimpin. Pemimpin
hanya bermakna bila ada yang dipimpin. Keberadaan staf, pengikut, anggota, atau
bawahan ini sangat penting dalam organisasi. Pemimpin tidak bisa bekerja
sendiri. Dalam segala kelebihan seorang pemimpin, dia tetap membutuhkan orang
lain. Bawahan atau pengikut memiliki tanggung jawab dan kewajiban sendiri.
Seperti pemimpin, dia juga dipanggil untuk menyukseskan pencapaian visi-misidan
tujuan organisasi. Staf patut menghormati pemimpinnya, dalam suratnya kepada
Timotius, Paulus mengajarkan agar para anggota gereja menghormati pemimpin
mereka. “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat,
terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar”(1Tim. 5:17).
Staf patut menaati pemimpinnya (Tit. 2:9-10). Staf patut menerima semua tugas
yang diberikan pemimpinnya (Tit. 3:1-2 dan Ibr. 13:17). Staf patut menjadikan
pemimpinnya sebagai teladan (Ibr. 13:7). Staf patut mendoakan pemimpinnya
(1Tim. 2:1-2).
Kesimpulan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah
dua hal berbeda. Pemimpin adalah orangnya, yaitu sesorang yang melakukan fungsi
memimin. Sementara kepemimpinan adalah proses dan tindakan memimpin. Lebih luas
lagi, kepemimpinan adalah suatu hubungan social dimana seseorang atau kelompok
tertentu, yang tidak lain adalah pemimpin, dibiarkan memengaruhi orang lain kea
rah perubahan untuk mencapai sasaran bersama. Dari penilaian dunia, kita adalah
orang yang berhasil karena kita adalah orang yang memiliki kesempatan untuk
menjalankan peran memimpin. Tetapi dari sisi Allah, kita adalah alat-Nya untuk
melakukan kehendak-Nya membawa dunia ini ke kondisisnya yang lebih baik.
Permintaan akan pemimpin begitu banyak. Permintaan tersebut datang dari
berbagai bidang kehidupan, kristiani dan nonkristiani. Sebagai pemimpin,
sebagai orang yang punya otoritas dan kuasa, sebagai orang yang patut berposisi
di depan untuk memimpin, untuk mengambil keputusan, untuk membawa orang lain
mencapai tujuan-tujuan yang lebih baik. Sebagai pemimpin kita harus menyadari,
memahami, dan melakukan tiga hal penting berikut ini, yaitu: tidak ada pemimpin
yang tidak berasal dari Allah, pemimpin adalah hamba Allah untuk kebaikan
banyak orang, dan pemimpin adalah pelayan Allah.
0 komentar:
Post a Comment