Thursday, February 21, 2019

Review Book “Kepemimpinan Dibumi Baru”


Bab 1
Pemimpin, Kepemimpinan, dan Visi Organisasi
            Pemimpin adalah seorang yang harus menjalankan kepemimpinanya dengan baik. Kepemimpinan hendaknya di lakukan dengan baik. Seorang pemipin yang diberikan kuasa hendaknya menjalankan kepemimpinannya dengan baik. Pemimpin seharusnya memberikan dampak positif atau pengaruh positif bagi organisasi atau masyarakat yang di pimpinnya. Tetapi, dari banyak pemimpin hanya sedikit yang memiliki kualifikasi sebagai pemimpin yang berdampak (influential leader). Menurut john Edmund haggai yang menentukan kepemimpinan memberikan dampak baik atau pun tidak adalah pengambilan keputusan. Banyak orang yang sangat berambisi menjadi seorang pemimpin. Berambisi untuk menjadi pemimpin itu baik karena hal ini terdapat dalam 1 Timotius 3:1. Tetapi ambisi yang salah dapat membawa organisasi menyimpang dari tujuannya, sebaliknya ambisi yang benar akan mendekatkan organisasi pada tujuannya. Dalam kepemimpinan, di butuhkan visi agar organisasi berjalan dengan baik. Visi adalah tujuan dan hendaknya visi itu berguna untuk kemajuan organisasi masyarakat. Visi harus sesuai dengan Alkitab, dengan kata lain tidak menyimpang dari jalan yang dikehendaki Tuhan. Visi juga harus dirumuskan berdasarkan pemahaman yang benar tentang Allah, diri sendiri, dan lingkungan sekitar yang bertujuan untuk perluasan kerajaan Allah. Seorang pemimpin Kristen dalam merumuskan visi hendaknya berpegang pada petunjuk Alkitab dab merumuskan visi dengan mandate yang berasal dari Allah. Faktor dominan yang membentuk seorang pemimpin visioner dari persfektif kristiani yaitu pemimpin yang memiliki spiritualitas yang baik kepada Allah yang adalah sumber visi.

Bab 2
Misi Organisasi
            Kata misi dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, misalnya misi adalah kegiatan meyebarkan kabar gembira (injil) dan mendirikan jemaat setempat yang dilakukan atas dasar sebagai kelanjutan misi Kristus. Banyak para ahli yang memberikan pendapat tentang misi, salah satunya Eckarol Scnabel, yang mengatakan bahwa misi terbagi dua yaitu misi tunggal dan misi jamak. Kata misi adalah ciri khas agama Kristen, tetapi sekarang kata misi telah diterima dan digunakan secara luas dalam segala bidang. Misi mempunyai makna penting, Haggai menyatakan bahwa misi bisa menyangkut beberapa aspek dan dimensi seperti material, mental, social, dan financial. Misi yang smart (simple, measurabie, achievable, reesenable, time-bounded) adalah yang ideal. Semua unsure smart ini harus dapat di rangkum dalam pernyataan suatu misi. Dalam amanat agung Tuhan Yesus kepada muridnya juga kita sebagai pengikutnya saat ini bisa di lihat sebagai misi yang memenuhi unsure-unsur SMART. Amanat Yesus ini adalah suatu tujuan yang harus di capai cirri-ciri misi adalah sederhana, terukur, tidak muluk-muluk, harus masuk akal dan memiliki referensi waktu. Visi dan misi merupakan suatu kesatuan. Peimpin kristiani juga harus menyadari bahwa misi bagi organisasi yang di pimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai misi disebut pemimpin missioner. Pemimpin misioner atau misional berbeda dengan pemimpin yang lain karena dari Allah. Maka sebagai seorang pemimpin dia akan bertanggung jawab kepada Allah. Berdasarkan visi-misi pula seorang pemimpin pada organisasi kristiani menjalankan fungsi dan perannya.

Bab 3
Kriteria Pemimpin Kristiani
            Sebagai tulisan yang bermanfaat dalam pengajaran, rangkaian isi Alkitab yang terdiri atas 39 kitab Perjanjian Lama (PL) dan 27 kitab Perjanjian Baru (PB) dapat memberikan inspirasi kepada kita tentang banyak prinsip kehidupan dan hal-hal praktis yang dilakukan manusia di dunia ini. Salah satu dari prinsip dan hal praktis tersebut adalah tentang kepemimpinan. Dari Kitab Kejadian hingga Wayu kepada Yohanes, terdapat begitu banyak profil pemimpin yang bisa di jadikan objek telaah akademis. Dari zaman Adam hingga zaman para Rasul, terdapat begitu banyak paparan tentang profil pemimpin. Sebagian besar dari mereka adalah profil baik yang patut dijadikan teladan. Namun, ada jugapemimpin yang buruk karakternya yang patut di hindari. Adam adalah pemimpin cemerlang yang memiliki kemampuan identifikasi dan determinasi yang sangat luar biasa. Dialah yang memberikan nama kepada tumbuhan dan hewan saat itu. Abraham adalah pemimpin yang berani dan penuh determinasi dalam pengambilan keputusan. Dia memutuskan untuk keluar dari sistem dan zona nyaman yang ada di sekitarnya untuk menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Yakub juga merupakan pemimpin yang luar biasa pada zamannya. Dia bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya. Yusuf, salah seorang anak Yakub, adalah pemimpin besar. Dia memegang teguh janji, perintah, dan ketetapan Allah. Musa adalah seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab besar dari Allah. Sebagai hamba Allah, di diberi tugas untuk membawa kaum Israel menempuh perjalanan eksodus dari mesir ke kanaan, tanah perjanjian. Kepemimpinan menurut Alkitab tentu saja adalah kepemimpinan yang mengandalkan Allah atau yang dipimpin Roh Kudus. Pemimpin yang menjalani peran kepemimpinannya berdasarkan panduan firman Allah adalah pemimpin yang dikuasai Roh serta memiliki tingkat atau derajat spritualitas tinggi. Bagi pemimpin duniawi, tekanan akan melemahkan mereka, sementara bagi pemimpin rohani, tekanan akan memperkuat mereka. Justru karena adanya tekanan, maka seorang pemimpin rohani menjadi semakin kuat, semakin matang menunjukkan kepribadiannya sebagai seorang pemimpin.\

Bab 4
Kriteria Pemimpin Kristiani
            Begitu banyak permintaan akan pemimpin yang berkualitas. Pemimpin yang berpengetahuan dan berketerampilan, berkarakter baik, pekerja cerdas dan keras, dan berintegritas, dibutuhkan sekrang ini bukan hanya di dalam organisasi pemerintahan dan perusahaan swasta, tetapi juga di gereja dan organisasi kristiani. Seharusnya kualitas yang disyaratkan untuk pemimpin gereja dan organisasi kristiani tidak lebih rendah dari pemimpin pada umumnya. Pekerja Allah justru membutuhkan orang-orang yang prima kualifikasinya. Variabel kualitas dasar kepemimpinan di kelompokkan Sanders ke dalam tiga kelompok sebagai berikut, kelompok pertama, yaitu kualitas seorang pemimpin yang berkaitan dengan sifat atau karakternya. Kelompok kedua, yaitu kualitas seorang pemimpin berkaitan dengan karunia yang harus dikontrol atau dikembangkan. Kelompok ketiga adalah sifat atau karakter yang sering dijumpai pada diri seorang pemimpin yang membahayakan atau sangat berisiko bagi kepemimpinannya. Pemimpin harus berhikmat. Hikmat adalah karakter atau watak dalam melakukan suatu aktivitas secara tepat pada situasi tertentu. Pemimpin yang berhikmat adalah dia yang secara tepat dan bijaksana mengambil keputusan untuk bertindak. Hikmat menurut Alkitab adalah pengetahuan dan kepandaian yang berasal dari Tuhan (Ams. 2:6), Jadi sumber hikmat adalah Tuhan. Disiplin memiliki kata dasar yang sama dengan murid (disciple). Hidup yang disiplin adalah hidup sebagai seorang murid. Hidup seorang pemimpin yang berdisiplin adalah patuh terhadap semua aturana dan belajar sebanyak-banyaknya akan pengetahuan. Keberanian adalah kualifikasi penting yang patut dimiliki pemimpin. Keberanian adalah kualitas pikiran atau pendapat yang memampukan seorang menghadapi kesulitan atau kesukaran dengan keyakinan dan kepastian, dengan tanpa takut, dan tanpa kehilangan semangat. Kerendahan hati berarti tidak membanggakan dan mengutamakan diri sendiri. Kerendahan hati seseorang terlihat ketika dia menilai bahwa dirinya semakin kurang berarti. Pemimpin berdedikasi adalah dia yang mampu menyeimbangkan antara kasih dan kekuasaan, atau antara mengasihi dan memerintah.



Bab 5
Integritas Pemimpin
            Memang kompetensi sorang pemimpin sangat penting. Hal tersebut diakui selama ini sebagai variabel penentu keberhasilan dalam kepemimpinan. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa variabel integritaslah yang lebih utama. Karena itu integritas harus diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan dengan kompetensi. Seseorang yang memiliki integritas dapat dilihat dari kehidupannya yang konsisten atau yang menjalani hidup secara benar dalam segala bidang dan aspek kehidupan: tulus atau memiliki motivasi yang bersih; serta yang dapat dipercaya atau yang merefleksikan kesetiaannya kepada Allah. Kalau kita cermati hukum kasih, sesungguhnya Allah menuntut agar manusia mengasihi Allah dengan seluruh hidupnya atau totalitas keberadaan atau eksistensinya. Dengan kata lain manusia diminta mengasihi Allah dengan seluruh aspek hidupnya. Keutuhan mengasihi Allah ini berarti manusia dituntut untuk memiliki integritas kepada Allah. Integritas manusia dituntut dalam hal kesatuan tujuan dan pengabdian hidup. Dalam konteks kristiani, integritas seorang berarti menjalani hidup yang bertanggung jawab dan takut kepada Allah untuk memuliakan nama-Nya melalui seluruh keberadaan hidupnya. Kehidupan yang berintegritas adalah kehidupan yang berasal dari dalam diri seseorang dan terpancar serta berdampak keluar (inside out). Hidup berintegritas harus merupakan suatu komitmen atau keputusan. Dia merupakan suatu pilihan sadar, karena dilakukan dalam segala situasi, maka integritas adalah gaya hidup. Pemimpin berintegritas memiliki dampak yang sangat berarti bagi oragnisasi yang dipimpinnya, melalui pengaruh kepada bawahan, staf, atau pengikutnya.

Bab 6
Pemimin dan Bacaannya
            Dengan membaca, seorang pemimpin akan memiliki pengetahuan umum, pengetahuan khusus, mengetahui lebih banyak dari para pengikutnya, memahami perkembangan di tengah masyarakat, menggunakan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya dari membaca untuk kepentingan oraganisasi. Tanpa membaca, pemimpin pada hakikatnya bukan seorang pemimpin sejati. Konsekuensi menjadi pemimpin adalah membaca. Bukan saja pemimpin besar tetapi setiap pemimpin, besar atau kecil, perlu membaca. Dengan begitu dia akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan.

Bab 7
Pemimpin dan Kehidupan Doanya
            Doa adalah nafas hidup setiap orang, nafas hidup orang percaya, khususnya bila dia adalah pemimpin. Dengan berdoa dia mengakui bahwa posisi dan kedudukannya sebagai pemimpin berasal dari Tuhan. Tanpa doa, dia akan mati secara rohani dan kehilangan semangat. Sebab itu seorang pemimpin patut memiliki waktu-waktu khusus dalam berdoa, secara pribadi di harus memiliki disiplin dalam hal berdoa, dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan Tuhan. Doa adalah kukuatan suatu pelayanan, suatu organisasi yang mengandalkan dan memuliakan Allah. Di organisasi seperti ini, doa adalah tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin harus berdoa.

Bab 8
Pemimpin dan Jejaring Pergaulannya
            Pemimpin hidup dalam jejaringnya. Sebab itu membangun jejaring adalah hal penting bagi seorang pemimpin. Dengan jejaring, hubungan personal pemimpin dengan orang lain dapat dilakukan. Jejaring pergaulan sangat menetukan identitas pemimpin. Dalam jejaring pergaulan yang mendukung, seorang bisa menjadi sangat efektif dalam melakukan tugasnya, namun bila jejaring pergaulannya tidak mendukung, misalnya dia bergaul dengan orang-orang yang justru bisa merusak karakternya, maka imbasnya akan dirasakan pada kepemimpinannya. Karena itu, pemimpin adalah atau terlihat dari jejaring pergaulannya. Jejaring seorang pemimpin adalah pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain yang berada di luar organisasinya. Tujuan, manfaat, dan dampak jejaring pada umumnya adalah untuk membuat organisasi lebih efektif dalam upaya pencapaian visi-misinya. Dengan adanya keiukutsertaan para pemimpin suatu organisasi tergabung suatu jaringan, maka keikutsertaan mereka sebagai individu akan berdampak pada kinerja organisasi.

Bab 9
Pemimpin dan Manajemen Waktunya
            Situasi atau kondisi kekurangan waktu merupakan fakta ironis di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun banyak benda dibuat manusia untuk menyelamatkan dan menghemat waktu, misalnya transportasi yang lebih cepat dan alat komunikasi yang lebih canggih, tetapi ternyata kita menjadi orang yang lebih sibuk dari tahun-tahun sebelumnya. Kita berlomba dengan waktu yang terbatas. Istilah manajemen waktu sesungguhnya tidak tepat dan salah di gunakan. Mackenzie mengatakan bahwa dalam keadaan yang sesungguhnya, seseorang tidak mengelola waktu, karena setiap detik dan menit yang berlalu adalah di luar kontrolnya. Manajemen waktu tidak berate bahwa seseorang sibuk setiap saat, tetapi bagaimana ia menggunakan waktunya sesuai dengan apa yang direncanakan. Waktu menurut Alkitab, tertulis dalam 2 Petrus 3:8 yang menyatakan bahwa “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun sama seperti satu hari.” Dengan memahami dan percaya bahwa allah yang berkuasa menciptakan waktu dan bahwa Putra-Nya Kristus Yesus adalah contoh ahli manajemen waktu, maka sebagai pemimpin kita harus menyerahkan penggunaan waktu kita kepada Allah.

Bab 10
Seni Mendelegasikan
            Pendelegasian adalah memercayakan pekerjaan atau tugas kepada orang lain, atau memberdayakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Pendelegasian adalah proses pemberdayaan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Meskipun definisi ini tampaknya, sederhana, mendelegasikan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Kecuali bila pemimpin memahami dan mengakui bahwa tugasnya yang terpenting adalah melihat semua fungsi organisasinya sudah dilakukan, bukan melakukan semua fungsi organisasi sendirian saja. Tujuan pendelegasian adalah member kesempatan kepada orang lain untuk lebih bebas, lebih otonom, lebih mampu, dan sebab itu lebih efektif dalam menjalankan tugas yang diterimanya.

Bab 11
Seni Suksesi
            Seorang pemimpin dinilai berhasil bukan saja karena keberhasilannya dalam melakukan tugas-tugas pada saat dia sedang menduduki jabatannya, tetapi juga ketika dia dengan baik bisa menyerahkan jabatannya kepada penggantinya. Sebab itu, penggantian kepemimpinan perlu dipersiapkan oleh kedua pihak yaitu pemimpin dan penggantinya. Namun, tugas dan tanggung jawab proses suksesi ini sesungguhnya lebih berada pada pundak pemimpin. Maxwall mengatakan bahwa nilai keberhasilan seorang pemimpin diukur dari suksesinya. Sukses datang kalau seorang pemimpin memberdayakan para pengikutnya untuk melakukan hal-hal besar bersamanya. Bila suksesi tidak dipersiapkan, kehiduan organisasi sering menghadapi persoalan kepemimpinan dan cenderung diikuti dengan kegagalan. Suksesi merupakan suatu proses penemuan kembali jalan, cara, atau strategi yang diperbarui untuk meningkatkan kinerja organisasi. Baik Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB) mengemuakan berbagai contoh suksesi yang, meskipun berbasis pada tatanan organisasi modern ini. Kasus-kasus suksesi dalam Alkitab bahkan menajdi referensi berharga bagi organisasi Kristen maupun sekuler. Prinsip dan gaya kepemimpinan berbagai tokoh, dalam hal suksesi pada berbagai peristiwa dalam Alkitab patut menjadi contoh bagi pemimpin saat ini.

Bab 12
Seni Menerima dan Melakukan Perubahan
            Dalam bukunya, Change, Rhenald Kasali mengatakan bahwa pemimpin harus berubah. Perubahan adalah keharusan. Bila peimpin tidak berubah dan sebagai konsekuensinya organisasi tidak mau mengalami perubahan, pada akhirnya organisasi akan berada di dunia asing. Persoalannya adalah banyak pemimpin yang tidak mau berubah. Perubahan sangat diperlukan oleh organisasi, oleh pemangku kepentingan (stokeholders), termasuk oleh sabagian besar staf atau anggota organisasi. Begitu banyak definisi tentang Manajemen Perubahan. Menurut English Collins Dictionary, manajemen perubahan adalah suatu pola manajemen yang bertujuan mendorong organisasi dan individu berhubungan secara efektif dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pekerjaan mereka. Rouse mendefinisikan manajemen perubahan sebagai suatu pendekatan sitematis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perspektif organisasi maupun individu. Perubahan adalah untuk memuliakan Allah, bukan untuk reputasi, nama baik, atau kepentingan pemimpin.

Bab 13
Seni Menjadi Staff atau Pengikut
            Menjadi pemimpin adalah idaman banyak orang. Namun, tidak banyak orang yang bisa menjadi pemimpin. Kesempatan menjadi pemimpin dan panggilan sebagai pemimpin memang terbatas. Jabatan atau posisi pemimpin memang tidak banyak jumlahnya. Lebih banyak orang menjadi staf, pengikut, bawahan, atau sebagai anggota biasa dalam suatu organisasi. Walaupun ada pemimpin, kehadiran dan keberadaan anggota atau bawahan ini sangat diperlukan. Tanpa bawahan, tidak akan ada pemimpin. Pemimpin hanya bermakna bila ada yang dipimpin. Keberadaan staf, pengikut, anggota, atau bawahan ini sangat penting dalam organisasi. Pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Dalam segala kelebihan seorang pemimpin, dia tetap membutuhkan orang lain. Bawahan atau pengikut memiliki tanggung jawab dan kewajiban sendiri. Seperti pemimpin, dia juga dipanggil untuk menyukseskan pencapaian visi-misidan tujuan organisasi. Staf patut menghormati pemimpinnya, dalam suratnya kepada Timotius, Paulus mengajarkan agar para anggota gereja menghormati pemimpin mereka. “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar”(1Tim. 5:17). Staf patut menaati pemimpinnya (Tit. 2:9-10). Staf patut menerima semua tugas yang diberikan pemimpinnya (Tit. 3:1-2 dan Ibr. 13:17). Staf patut menjadikan pemimpinnya sebagai teladan (Ibr. 13:7). Staf patut mendoakan pemimpinnya (1Tim. 2:1-2).

Kesimpulan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua hal berbeda. Pemimpin adalah orangnya, yaitu sesorang yang melakukan fungsi memimin. Sementara kepemimpinan adalah proses dan tindakan memimpin. Lebih luas lagi, kepemimpinan adalah suatu hubungan social dimana seseorang atau kelompok tertentu, yang tidak lain adalah pemimpin, dibiarkan memengaruhi orang lain kea rah perubahan untuk mencapai sasaran bersama. Dari penilaian dunia, kita adalah orang yang berhasil karena kita adalah orang yang memiliki kesempatan untuk menjalankan peran memimpin. Tetapi dari sisi Allah, kita adalah alat-Nya untuk melakukan kehendak-Nya membawa dunia ini ke kondisisnya yang lebih baik. Permintaan akan pemimpin begitu banyak. Permintaan tersebut datang dari berbagai bidang kehidupan, kristiani dan nonkristiani. Sebagai pemimpin, sebagai orang yang punya otoritas dan kuasa, sebagai orang yang patut berposisi di depan untuk memimpin, untuk mengambil keputusan, untuk membawa orang lain mencapai tujuan-tujuan yang lebih baik. Sebagai pemimpin kita harus menyadari, memahami, dan melakukan tiga hal penting berikut ini, yaitu: tidak ada pemimpin yang tidak berasal dari Allah, pemimpin adalah hamba Allah untuk kebaikan banyak orang, dan pemimpin adalah pelayan Allah.

0 komentar:

Post a Comment