PAKAIAN ADAT TORAJA
Suku atau bangsa Toraja, mendiami kawasan utara Propinsi
Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Tana Toraja. Sejak kemerdekaan Republik
Indonesia nama Toraja mengalami pereduksian menjadi nama kabupaten Tana Toraja.
Namun kini wilayah geografisnya hanya dijadikan salah satu Kabupaten (sejak
1957) dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Luas Kabupaten Tana Toraja adalah 4.628
kilometer persegi pada ketinggian 300km2.884 meter di atas permukaan laut
Toraja tidak jauh bertolak belakang dengan wilayah
lain di Indonesia. Ia memiliki sekian banyak adat istiadat serta
kebudayaan yang berbagai ragam. Salah satu keunikan kebiasaan di tana Toraja
tergambar jelas pada pakaian adat. Yang sekaligus menjadi simbol serta karakter
masyarakat di dalamnya. Berikut ini tiga pakaian adat Toraja, dimana salah
satunya pernah menjadi perhatian dunia dalam acara di Korea Selatan:
ü Sepa Tallu Buku
Baju adat
Toraja adalahpakaian dengan panjang hingga lutut. Untuk masyarakat, Seppa Tallu
Buku melulu dikenakan oleh kaum lelaki saja. Busana ini pun dilengkapi sejumlah
aksesoris ekstra seperti:
·
Kandaure; busana dengan dekorasi berupa
manik-manik pada unsur dada, ikat kepala pun pada ikat pinggang.
·
Gayang; sejenis senjata khas berupa
parang, dipakai sebagai aksesoris dengan teknik diselipkan pada bawahan sarung.
·
Lipa’; sejenis sarung sutra dengan motif
bermacam-macam.
Seppa Tallu
Buku pernah menorehkan sejarah sebagai pakaian adat Toraja kesatu yang pernah
menjadi perhatian dunia dalam ajang Manhut International pada tahun 2011 di
Korea Selatan. Baik situs maupun media menyebutkan banyaknya pujian diserahkan
kepada baju tradisional tersebut. Pada ketika ajang itu Seppa Tallu Buku
dikenakan dengan sepasang sayap serta tanduk. Hal tersebut mencerminkan betapa
besar dan agungnya kebudayaan Indonesia. Pemilihan
busana yang terinspirasi dari kebiasaan diharapkan dapat menarik perhatian
dunia mengenai keaneragamanan kebiasaan Indonesiasampai-sampai mereka tertarik
guna datang dan melancong ke Tanah Air. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
pun menyokong upaya positif promosi pariwisata melewati ajang Manhunt
International. Sehinggadiinginkan dapat memajukan minat wisatawan asing
terhadap pariwisata Indonesia.
ü Pakaian Adat Toraja – Pokko
Baju adat
Toraja kedua yakni Baju Pokko. Busana ini eksklusif dikenakan oleh kaum
perempuan tana Toraja. Berbeda dengan Seppa Tallu Buku dengankarakteristik
pakaian panjang. Pokko mempunyai lengan pendek dengansejumlah dominasi warna,
laksana merah, putih serta kuning. Sampai ketika ini Baju Pokko masih
dilestarikan pemakaianya. Yaitu dengan teknik mewajibkan semua PNS perempuan di
Kabupaten Tana Torajaguna mengenakan busana pokko masing-masing hari Sabtu.
Sementara guna pria diharuskan utuk mengenakan Seppa Tallu Buku.
ü Pakaian Adat Toraja – Kandore
Di samping
dua busana di atas, Kandore pun adalah pakaian adat Toraja yang diperuntukkan
guna kaum wanita. Busana ini berhiaskan manik-manikguna menghiasi dada, ikat
pinggang, ikat kepala serta gelang.
ü Kain Tenun Toraja
Kain tenun
pun termasuk unsur dari baju adat Toraja yang sampai ketika ini masih dipakai
oleh masyarakat selama serta menjadi kain incaransemua wisatawan. Untuk
masyarakat, kain tenun adalah tanda kasih sayang dari saudara mereka yang telah
meninggal. Di samping itu, kain ini juga mempunyai peran urgen dalam upacara
pemakaman keluarga. Kain tersebut diandalkan sebagai pertalian kasih
dengan sanak keluarga yang sudah meninggal di wilayah Sulawesi Barat dan
Sulawesi Selatan. Kini kain tenun ini telah menjadi salah satu usah yang
digemari banyak orang di Toraja.
ü Sarung Kain Tenun Toraja
Baju adat
Toraja selanjutnya yakni berupa sarung berbahan dasar kain tenun. Sarung
tersebut seringkali digunakan oleh semua tetua adat guna memimpin upacara Rambu
Solo’ atau upacara kematian di Kecamatan Rantepao. Umumnya kain tenun yang
dipakai sebagai sarung berwarna putih. Hal ini dimaksudkan untuk
mengindikasikan status kebangsawanan seseorang. Sayangnya, kain tenun itu sudah
paling langka. Sehingga banyak sekali tetua melulu mempunyai paling tidak satu
saja sarung kain tenun.Itulah sejumlah pakaian adat Toraja beserta
keterangannya. Di antara banyaknya baju adat Toraja, kain tenun telah mulai
jarang di dapatkan. Sudah seharusnya kita mengawali melestarikannya kembali
supaya keanekaragaman adat istiadat serta kebiasaan Tana Toraja terus ada.
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA,!!!
Sumber: https://budayawan.com/mengenal-keragaman-ciri-khas-baju-adat-toraja.
Kamus
Bahasa Toraja
0 komentar:
Post a Comment