Sunday, April 14, 2019

Mengenal Ciri Khas Pakaian Adat Toraja

 
PAKAIAN ADAT TORAJA
Suku atau bangsa Toraja, mendiami kawasan utara Propinsi Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Tana Toraja. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia nama Toraja mengalami pereduksian menjadi nama kabupaten Tana Toraja. Namun kini wilayah geografisnya hanya dijadikan salah satu Kabupaten (sejak 1957) dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Luas Kabupaten Tana Toraja adalah 4.628 kilometer persegi pada ketinggian 300km2.884 meter di atas permukaan laut
 Toraja tidak jauh bertolak belakang dengan wilayah lain di Indonesia. Ia memiliki sekian banyak  adat istiadat serta kebudayaan yang berbagai ragam. Salah satu keunikan kebiasaan di tana Toraja tergambar jelas pada pakaian adat. Yang sekaligus menjadi simbol serta karakter masyarakat di dalamnya. Berikut ini tiga pakaian adat Toraja, dimana salah satunya pernah menjadi perhatian dunia dalam acara di Korea Selatan:
ü  Sepa Tallu  Buku




Baju adat Toraja adalahpakaian dengan panjang hingga lutut. Untuk masyarakat, Seppa Tallu Buku melulu dikenakan oleh kaum lelaki saja. Busana ini pun dilengkapi sejumlah aksesoris ekstra seperti:
·         Kandaure; busana dengan dekorasi berupa manik-manik pada unsur dada, ikat kepala pun pada ikat pinggang.
·         Gayang; sejenis senjata khas berupa parang, dipakai sebagai aksesoris dengan teknik diselipkan pada bawahan sarung.
·         Lipa’; sejenis sarung sutra dengan motif bermacam-macam.
Seppa Tallu Buku pernah menorehkan sejarah sebagai pakaian adat Toraja kesatu yang pernah menjadi perhatian dunia dalam ajang Manhut International pada tahun 2011 di Korea Selatan. Baik situs maupun media menyebutkan banyaknya pujian diserahkan kepada baju tradisional tersebut. Pada ketika ajang itu Seppa Tallu Buku dikenakan dengan sepasang sayap serta tanduk. Hal tersebut mencerminkan betapa besar dan agungnya kebudayaan Indonesia. Pemilihan busana yang terinspirasi dari kebiasaan diharapkan dapat menarik perhatian dunia mengenai keaneragamanan kebiasaan Indonesiasampai-sampai mereka tertarik guna datang dan melancong ke Tanah Air. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pun menyokong upaya positif promosi pariwisata melewati ajang Manhunt International. Sehinggadiinginkan dapat memajukan minat wisatawan asing terhadap pariwisata Indonesia.
ü   Pakaian Adat Toraja – Pokko
Baju adat Toraja kedua yakni Baju Pokko. Busana ini eksklusif dikenakan oleh kaum perempuan tana Toraja. Berbeda dengan Seppa Tallu Buku dengankarakteristik pakaian panjang. Pokko mempunyai lengan pendek dengansejumlah dominasi warna, laksana merah, putih serta kuning. Sampai ketika ini Baju Pokko masih dilestarikan pemakaianya. Yaitu dengan teknik mewajibkan semua PNS perempuan di Kabupaten Tana Torajaguna mengenakan busana pokko masing-masing hari Sabtu. Sementara guna pria diharuskan utuk mengenakan Seppa Tallu Buku.
ü   Pakaian Adat Toraja – Kandore
Di samping dua busana di atas, Kandore pun adalah pakaian adat Toraja yang diperuntukkan guna kaum wanita. Busana ini berhiaskan manik-manikguna menghiasi dada, ikat pinggang, ikat kepala serta gelang.
ü   Kain Tenun Toraja
Kain tenun pun termasuk unsur dari baju adat Toraja yang sampai ketika ini masih dipakai oleh masyarakat selama serta menjadi kain incaransemua wisatawan. Untuk masyarakat, kain tenun adalah tanda kasih sayang dari saudara mereka yang telah meninggal. Di samping itu, kain ini juga mempunyai peran urgen dalam upacara pemakaman keluarga. Kain tersebut diandalkan  sebagai pertalian kasih dengan sanak keluarga yang sudah meninggal di wilayah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Kini kain tenun ini telah menjadi salah satu usah yang digemari banyak orang di Toraja.
ü   Sarung Kain Tenun Toraja
Baju adat Toraja selanjutnya yakni berupa sarung berbahan dasar kain tenun. Sarung tersebut seringkali digunakan oleh semua tetua adat guna memimpin upacara Rambu Solo’ atau upacara kematian di Kecamatan Rantepao. Umumnya kain tenun yang dipakai sebagai sarung berwarna putih. Hal ini dimaksudkan untuk mengindikasikan status kebangsawanan seseorang. Sayangnya, kain tenun itu sudah paling langka. Sehingga banyak sekali tetua melulu mempunyai paling tidak satu saja sarung kain tenun.Itulah sejumlah pakaian adat Toraja beserta keterangannya. Di antara banyaknya baju adat Toraja, kain tenun telah mulai jarang di dapatkan. Sudah seharusnya kita mengawali melestarikannya kembali supaya keanekaragaman adat istiadat serta kebiasaan Tana Toraja terus ada.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA,!!!

Sumber: https://budayawan.com/mengenal-keragaman-ciri-khas-baju-adat-toraja.
Kamus Bahasa Toraja



0 komentar:

Post a Comment