Pa' Katik pada Rumah Tongkonan
Suku Toraja adalah suku yang tidak pernah habis ketika kita mau membahas mengenai adat, keunikan serta tradisi yang begitu unik. kali ini kita akan belajar sedikit mengenai beberapa unsur atau kelengkapan suatu rumah Tongkonan di Toraja. sudahkah anda mengetahui apa nama, makna dan tujuan serta mengapa ada sebuah bentuk yang unik diatas kepala kerbau (kabongngo') yang ada di depan Rumah Tongkonan?? kalu belum simak sedikit penjelasannya berikut ini
Pa'Katik yang di pasang di atas kabongo', itu adalah pertanda bahwa mintu'na sara' mangka nasangmo naolai sia di pogau' tu tongkonan ya to. mangkamo mang rapa'i sia mangkamo merok, ketika sudah ada rencana merok, maka Pa'katik sudah bisa dipasang. sebagai informasi bahwa MEROK adalah pasangan dari MANGRAPA'I.
Sundunpi aluk napogau' tu toma'tongkonan namane bisa umpasang Pa' Katik.
Bentuknya seperti kepala ayam jantan ( Manuk Londong) sampai ke leher
Secara garis besar Maknanya sama dengan Kabongo' Ulu' Maspa Sucyati, karena itu adalah satu kesatuan, sebagai kelengkapan dari status Banua atau Tongkonan Tersebut. sebagai catatan bahwa tidak semua kalangan bisa menggunakan Ornamen ini., dengan kata lain bahwa hanya bangsawan ba'tu to sugi'.
Untuk menggali itu sangat kompleks karena sudah menyangkut dua adat,
Rambu Solo' dan Rambu Tuka'. Ma'rapa'i itu aluk Rambu Solo' dan Merok
adalah Aluk Rambu T Untuk pemasangan Pa'Katik tidak hanya to pada Tindo tetapi
itu adalah bagian dari ukiran toraja pa' manuk londong, namun emang
lebih sering d sebut Manuk Rae atau Arae. manuk arae itu adalah ular
berkepala Ayam dan ada sampai sekarang masih hidp di beberapa daerah di
Toraja. Sebenarnya kalau yang berhubungan dengan sara' di tongkonan yang paling
pertama di laksanakan biasanya Mangrara banua, lalu berikutnya apakah
itu Rambu solo' atau rambu tuka' tidak jadi masalah. Jika Merok lebih
duluan maka nanti pada saat ada acara Rambu solo' di Tongkonan itu,
harus minimal Mangrapa'i atau yang tertinggi Sapu Randanan. jika yang
duluan Aluk Rambu Solo' dengan tingkatan yang saya sebutkan tadi maka
harus juga di adakan Merok, namane bisa di pasang tu Pa'Katik
Pada awalnya tidak semua tongkonan
dapat dipasangi katik hanya tongkonan yg mempunyai peranan adat di dalam
kampung yg dapat menggunakannya. Fungsinya sama dengan A'riri posi' yg
ada ditengah rumah (satu2nya tidang yg langsung berhubungan dengan
tanah. Jadi menurut mereka persayaratan ritual tidak menjamin bahwa
tongkonan tersebut layak menggunakan katik diatas kabongo. Namun
sekarang hampir semua tongkonan karena kekayaannya sudah menggunakannya. Jauh sebelum ada pa'barani To Pada Tindo thn 1683 (kalau gak salah)
menurut peneliti2 luar bahwa Katik sudah digunakan pada tongkonan
tertentu. Yang aku tahu bahwa makna katik diatas kabongo lebih menjurus
kepada sistem kepemimpinan adat. Mungkin ada hubungannya dgn sistem
religi orang toraja zaman dahulu namun yang aku tahu segala jenis
ritual2 aluk yg dilaksanakan di suatu tongkonan tidak menjamin bahwa
tongkonan tersebut layak memakai katik.
Soal motif Katik ada yg mengatakan mirip kepala ayam, ada juga yg
mengatakan mirip naga serta ada yg mengatakan itu ARAE sejenis ular yang
sangat berbisa. Arae menurut cerita orang2 dulu (nenek2) kalau kena
napasnya membuat orang meninggal.
Tambahan: Seekoor ular yang sudah jarang dan bahkan suash ditemukan di Daerah Toraja adalah ular Arae. Ular ini mirip dengan motif pa'ka'tik yang ditaru diatas kepala kerbaua atau yang disebut kabongngo' itu. Mungkin dia sudah punah. Kalau ada yang tahu sedikit informasi mengenai ular ini silahkan ketik di kolom komentarnya guys, terima kasih semoga tulisan ini membuat anda semakin berisi dan rendah hati.
baca juga artikel lainnya di: https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/
0 komentar:
Post a Comment