Sunday, November 18, 2018

Pendapat Orang Lain Mengenai Toraja

Pendapat-Pendapat Lucu Orang Luar Tentang Toraja


   
     Sudah tidak di ragukan lagi, jika daerah yang kita cintai, yaitu Toraja  merupakan tujuan wisata yang cuku favorit. Banyak orang dari luar Toraja, baik dari dalam maupun luar negeri yang datang berbondong-bondong untuk melihat keunikan yang daerah kita tawarkan. Beberapa di antara mereka yang datang merupakan blogger dan kemudian menuangkan pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan di Toraja pada blog mereka saat kembali ke tempatnya.
Dan entah merupakan sebuah kesengajaan atau hanya karena faktor ketidaktahuan, beberapa di antara mereka menulis dengan salah baik itu penyebutan tempat-tempat di Toraja, maupun pendapat asal-asalan mereka tentang budaya Toraja. 

    Berikut merupakan beberapa pendapat mereka tersebut, yang oleh kita orang Toraja pasti di anggap lucu.



Patung Tedong Bonga di Rantepao di kira Patung Sapi Berwarna Merah Jambu. Hahaha


        Blogger, yang mempunyai blog bernama "Enjoy Indonesia" ini, dalam tulisannya tentang "Berkunjung ke Ke'te Kesu Toraja", keliru. Dia mengira jika patung kerbau belang yang ada di Rantepao adalah patung sapi yang berwarna merah jambu. Hahaha, dia tidak tahu saja kalo Toraja tidak seperti daerah lain, di mana sapi lebih populer dari pada kerbau.
Ini gambar screen capture tulisan yang agak keliru itu :)


Palawa' di bilang Pallawa (memangnya huruf ?)

            Entah mungkin salah dengar, atau bagaimana, blogger yang blognya cukup populer membahas tentang tempat-tempat wisata di Indonesia ini, salah menulis Palawa' (ingat ada tanda ' ) menjadi Pallawa (beda bangat kan??), yang kalo dalam sejarah, merupakan huruf kuno yang di gunakan untuk menulis beberapa kitab-kitab terkenal (misalnya kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular). Kita sebagai orang Toraja yang baik sih maklum saja, karena di Toraja, memang banyak nama tempat yang agak aneh di ucapkan apalagi untuk orang pendatang, misalnya Sa'dan, La'bo', Sanggalla', Pangala' dan La'-La' yang lainnya.


Tertawa karena uniknya nama-nama kerbau petarung

          Di posting yang lain, dia membahas tentang ma'pasilaga tedong dan menyoroti tentang lucunya penamaan-penamaan kerbau petarung ;) Dan memang, penamaan krebau petarung di Toraja memang lucu dan kadang-kadang malah keterlaluan. Selain itu di posting ini dia masih saja keliru saleko di tulis "salepo" dan tedong lotong boko' jadi "lotong boke" . cek di gambar berikut.

      
Takut di beri makanan yang mengandung babi( yah nggaklah, orang Toraja kan Baik, sopan, toleran dan lain-lain)

         Tulisan kali ini, adalah tulisan seorang mahasiswa asal Makassar yang mengadakan study tour atau mungkin penelitian di beberapa tempat wisata di Toraja. Di postingannya, dia menulis jika dia dan teman-temannya agak takut makan di Toraja. Karena khawatir mereka akan di beri makanan yang tidak halal alias haram alias makanan yang mengandung daging bagi dan turunan-turunannya. Tapi alhamdulillah wasykurillah, karena dosen pembimbing mereka yang bijak, menjelaskan kalo orang Toraja itu toleran dan gak bakalan begitu. ( hehehe jadi besar kepala)




Hahaha, Merasa ke Toraja Kayak pergi ziarah kubur

       Memang tidak bisa di sangkal bahwa di Toraja kebanyakan objek wisata memang tak jauh-jauh dari kuburan, apalagi yang ada di list sahabat kita yang satu ini

       Padahal selain tempat-tempat yang ada di list itu , masih ada objek wisata lain di Toraja yang tidak berhubungan dengan kuburan, agar kesannya tidak kayak wisata ziarah kubur. Misalnya Batutumonga, Kalimbuang Bori, atau sekedar mengunjungi pasar Bolu buat beli Babi atau Kerbau.


Pantollo Pamarasan is the most delicious food in the world

        Lidah blogger satu ini, tidak bohong, karena pantollo' pamarrasan memang woke.

Memungut Sampah, di Kete'Kesu gara-gara orang-orang buang sampah sembarang

        Kali ini bukan dari blogger, tapi dari sebuah Program Televisi terkenal di Indonesia, yaitu " My Trip My Adventure". Saat meliput keindahan wisata Ke'te Kesu, pembawa acara dan para kru sedih dengan kelakuan orang-orang yang datang berkunjung ke Ke'te Kesu, karena mereka membuang sampah dengan sembarangan. Sayang bangat yah, kita sudah di beri aset warisan budaya tapi malah di kotori oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Lain kali ke mana pun, harus jaga kebersihan yah!


    Itulah beberapa pandangan orang luar tentang Toraja. Sebenarnya, apapun pandangan mereka tentang daerah kita, itu semua karena karena faktor kekurangtahuan mereka. Jadi selama tidak merendahkan ataupun menyinggung, maka kita pastinya sebagi orang yang baik harus maklum  Terima kasih sudah membaca.

Bahasa Toraja Yang Sulit Diterjamahkan Kedalam Bahasa Indonesia


 Bahasa Toraja  
Sebagai orang Toraja, sudah pasti kita lebih menguasai bahasa Toraja dibanding bahasa Indonesia. Karena dari lahir kita sudah menggunakan bahasa Toraja. Namun kadang kita menemukan kata-kata dalam bahasa Toraja yang sulit di terjamahkan ke dalam bahasa Indonesia. Atau kata tersebut membutuhkan penjelasan yang panjang lebar jika di bahasa Indonesiakan.
Di postingan kali ini. saya akan memberitahu kalian beberapa kata tersebut. Lets check it out.

Tangke kayu Sa'pek

     Tangke kayu sa'pek cukup sulit untuk di jelaskan dalam bahasa Indonesia. Namun gambaran singkatnya, yaitu tangkai atau dahan kayu yang tiba-tiba patah kemudian jatuh atau tetap bergelantungan di pohon kayu yang dimaksud. Biasanya tangke kayu sa'pek terjadi karena kelebihan beban (misalnya buah dan daunnya terlalu banyak). Dan biasanya saat ke sa'pekan terjadi, mengeluarkan suara krek. Correct me if i am wrong.

Pesangle

    Pesangle atau pesa'le merupakan sendok besar yang terbuat dari kayu. Saat ini pesangle sudah mulai jarang di pakai, terutama karena kebanyakan orang Toraja saat ini sudah berali menggunakan rice cooker untuk memasak nasi yang dari pabrik sudah punya sendok khusus. Pesangle biasanya mempunyai ukuran lebih panjang dari pada ukuran sendok nasi pada umumnya.

Ma'dudung, Ma'renge, dan Ma'lemba




     Ketiga kata tersebut merupakan kata kerja, semuanya mempunyai arti membawa barang/beban tapi dengan cara yang berbeda-beda. Ketiga kata tersebut tidak mempunyai kata yang sepadan dalam bahasa Indonesia. Ma'dudung adalah membawa beban atau barang-barang yang di letakkan di atas kepala. Biasanya di lakukan oleh ibu-ibu. Sama dengan ma'dudung, ma'renge'  juga khusus di lakukan oleh ibu-ibu, yaitu dengan memasukkan beban ke dalam nase/baka (semacam keranjang barang) kemudian talinya di letakkan di atas kepala dan badan keranjangnya di letakkan di belakang. Berbeda dengan ma'dudung dan ma' renge', ma'lemba khusus di lakukan oleh laki-laki, supaya lebih afdol lihat gambar di samping  saja.


Tappere

      Tappere, sebenarnya bisa di sebut tikar dalam bahasa Indonesia, karena fungsihnya sebagai alas lantai. Tapi di Toraja yang lazim di kenal sebagai tikar adalah ale. Sedangkan Ala dan Tappere itu berbeda, mulai dari bahan pembuatnya, hingga ukurannya. Ale biasanya lebih lebar dari pada tappere. Tapi kita bisa menyimpulkan bahwa ale dan tappere adalah tikar dalam bahasa Indonesia. Saya tidak perluh menampilkan gambarnya, mana yang ale, mana yang tappere, karena orang Toraja sejati sudah pasti tahu itu.
Seppa tallu buku

     Jika di terjamahkan ke dalam bahasa Indonesia secara kata per kata, maka artinya adalah celana tiga tulang. Masa' ada celana tiga tulanya, atau masa ada celana punya tulang.? Sebenarnya, seppa tallu buku adalah celana pendek khas tradisonal Toraja yang khusus di kenakan oleh laki-laki. Biasanya terbuat dari kain tenun yang motifnya " ma'dure'". Seppa tallu buku, selamanya di pasangkan dengan baju yang semotif.

Korang

       Sama kasusnya dengan tappere dan ale. Korang dan alang sebenarnya dalam bahasa Indonesia bisa di sebut Lumbung padi, karena mempunyai fungsih yang sama, yaitu untuk menyimpan hasil panen berupa padi. Perbedaan antara korang dan alang, hanya pada segi bentuk bangunan. Korang hanya berupa bangunan biasa, sedangkan alang bentuk bangunannya lebih kompleks, mirip dengan rumah Tongkonan.  Mungkin karena di anggap tidak terlalu menarik atau apa, jaman sekarang keberadaan korang semakin berkurang, bahkan mungkin sudah tidak ada.

Se'pon uma

      Sangat sulit untuk menjelaskan apa itu se'pon uma dalam bahasa Indonesia, apalagi dengan kemampuan bahasa saya yang tidak begitu baik. Gambaran singkatnya seperti ini. Anggap saja ada sebuah sawa berbentuk segi empat, jadi ada empat sisi, yaitu sisi depan, sisi belakang, sisi samping kiri , dan sisi samping kanan. Walaupun tidak selamanya, tapi sisi belakang itu lah yang biasanya di sebut sebagi se'pon, yaitu sisi yang menghubungkan sawah yang satu dengan sawah yang lain yang berada di atasnya. Ingat di Toraja sawa itu umumnya bertingkat-tingkat. Correct me i am wrong

Palandoan

        Palandoan, adalah tempat untuk menyimpan kayu bakar, biasanya di bangun menyatu dengan dapur dan letaknya di bagian atas. Karena penggunaan dapur tradisional semakin berkurang dengan adanya kompor, palandoan pun semakin langkah atau sulit di temukan. Salah satu jenis palandoan, misalnya palandoan bai yaitu palandoan yang khusus untuk menyimpan kayu bakar untuk memasak makanan babi.

Umbu'

         Pasti ada yang tidak tahu apa itu umbu', terutama kalian yang tidak besar di kampung. Umbu' adalah tunas padi yang sangat muda yang bakal jadi bulir-bulir padi. Umbu' tersebut, bisa dimakan dan rasanya semakin muda, maka akan semakin enak. Namun kegiatan mangumbu' termasuk dalam kategori pelanggaran di Toraja, karena akan mengurangi hasil panen padi jika terlalu banyak di lakukan.

Karau'

         Sebenarnya karau' dalam bahasa Indonesia, bisa di sebut nangkah muda, atau lebih tepatnya nangkah yang sangat muda ( masih lembek), karena  di Toraja, karau biasanya di jadikan makanan. Resep sederhananya begini: Pertama kumpulkan karau atau nangkah yang sangat muda ,setelah itu tumbuk bersama dengan lombok/cabe. Setelah itu tambahkan cuka, garam, dan bubuhi piccin sesuai selerah.


    Demikian beberapa kata dalam bahasa Toraja yang sulit di terjamahkan ke dalam bahasa Indonesia.  Dan mungkin kata-kata tersebut di atas berbeda dengan kata-kata yang di gunakan di tempat kalian. Selain itu saya yakin masih banyak kata-kata yang lain, yang tidak saya sebut diatas. Gampang saja , jika kalian tahu, tinggal sebut di kolom komentar yang tersedia di bawah.

Terima kasih banyak telah membaca, 
  Baca Juga Bagaimana pendapat orang lain diluar Toraja mengenai TORAJA di https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/2018/11/hahaha-pendapat-pendapat-lucu-orang.html


Keunikan dan Ciri Khas Orang Toraja

Provinsi Sulawesi Selatan terdapat banyak sekali suku, suku tersebut ialah Suku Bugis, Toraja dan suku-suku lainnya.  Suku Toraja mungkin gampang di kenal, karena mempunyai ciri-ciri khas yang menonjol dan berbeda dengan suku-suku lain.


Bersuara keras
     Karena orang Toraja aslinya berada di atas pegunungan, yang medannya di penuhi lembah perbukitan, serta rumah yang saling berjauhan, jadi untuk berkomunikasi mereka harus memperbesar volume suara mereka beberapa oktaf  lebih tinggi di banding suku lain yang berada di dataran rendah. Jadi jangan heran jika di daerah lain ada yang meneriakkan nama Anda dengan suara melengking, dipastikan itu teman Anda dari kampong halaman. Namun sekarang karena perkembangan teknologi, dan di temukannya ponsel, maka untuk teriak-teriak kayaknya sudah sedikit ditinggalkan.

Baik dan Sopan

      Pada dasarnya orang Toraja itu baik, sopan dan rendah hati, karena memang dari kecil mereka di didik untuk itu. Orang Toraja percaya bahwa berlaku baik dan sopan serta rendah hati dapat mendatangkan berkat (dalle') dalam kehidupan mereka. Selain itu bisa menghindarkan diri pribadi maupun keluarga dari sanksi sosial berupa siri' atau malu.
Namun, karena perubahan pola hidup dan adanya global warming jaman sekarang ada saja orang Toraja yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan nilai. Tak heran, akhir-akhir ini banyak kasus kriminal yang terjadi di Toraja, walaupun relatif lebih sedikit di banding dengan daerah-daerah lain di Indonesia.


Logat yang kental 

        Dikampung halaman, orang Toraja lebih nyaman berbicara menggunakan bahasa nenek moyang mereka yaitu bahasa Toraja. Bahkan kalo mencoba menggunakan bahasa Indonesia, maka dia akan di cemooh "bahasa Toraya mba'mokan kami" . Makanya kalo ketemu orang dari suku lain dan harus berbahasa Indonesia, logat kental mereka akan keluar.  Kata-kata yang tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia seperti : le', toda',sia, ba', dan lain-lain, kadang mengalir dengan deras dari mulut orang Toraja yang mencoba berbahasa Indonesia. Namun saatini sudah banyak kok orang Toraja yang mulai belajar menggunakan bahasa Indonesia tanpa menggunakan dialek atau menggunakan dialek yang populer di Televisi ( macam logat Jakarta itu) .

 Ma' Lindo-lindo duku' bai

        Ma'lindo-lindo duku'bai merupakan ciri muka tradisional asli orang Toraja. Tidak jelas bagaimana sebenarnya definisi pasti dari Ma'lindo-lindo duku'bai tersebut. Namun beberapa orang di luar sana menyimpulkan bahwa yang di maksud dengan "Ma'lindo-lindo duku'bai" adalah orang yang bermuka hitam dekil, berminyak ,dan segi empat.
Tapi jangan salah,  walaupun masih banyak yang stay mempertahankan ketradisionalan muka mereka, namun tak sedikit pula orang Toraja jaman sekarang terutama yang muda-muda  bertransformasi menjadi orang kota yang modis dan cantik dengan muka putih karena menggunakan pemutih made in china.



Kurang percaya diri

       Jika kalian pernah sekelas dengan orang Toraja di sekolah ataupun di kampus, maka di pastikan mereka akan memilih tempat duduk paling belakang. Ini karena mereka percaya bahwa yang paling berpotensi di tunjuk oleh guru maupun dosen untuk menjawab atau mengerjakan soal adalah orang yang duduknya paling depan. Namun ini bukan berarti orang Toraja itu bodoh atau kurang pandai, banyak kok orang Toraja yang pandai. Hal ini, hanya karena mereka kurang percaya diri dan takut berlebihan.

Suka bergerombol

     Di mana ada orang Toraja, di situ pasti ada orang Toraja yang lain. Betulkan? Yap, karena orang Toraja memang lebih nyaman bergaul dengan sesama mereka orang Toraja, yang notabene punya kesamaan hampir dari segala aspek, mulai dari bahasa, budaya, kebiasaan, makanan, agama, dan lain-lain. Inilah penyebab sehingga orang Toraja agak susah bergaul dengan orang dari suku lain. Walaupun kembali lagi, bahwa jaman sekarang orang -orang Toraja juga sudah banyak yang mulai terbuka terhadap orang dari suku lain, terutama mereka yang memang lahir dan besar di perantauan.


Itulah beberapa ciri-ciri khas Orang Toraja alias OTor. Saya yakin masih banyak ciri-ciri lain yang belum saya sebutkan diatas. Dan dari pada kalian pendam sendiri, mending tulis di Kolom Komentar berikut. Kurre Buda.
       

Perkakas yang sudah jarang ditemukan di Toraja

Bersyukurlah Kalian Jika Masih Sempat Menggunakan Perkakas-Perkakas Khas Toraja Ini

Perkakas Toraja
Perkakas Toraja

 
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal-hal di dunia ini yang mengalami perubahan. Baik perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik, maupun yang mengarah ke ke arah yang lebih buruk. Terutama dalam hal kemajuan tekhnologi, muncul hal-hal baru yang tidak terbayang oleh kita sebelumnya, dan hal-hal sebelumnya yang dianggap manual, dan menyusahkan pun  kemudian hilang dari peradaban.

      Begitupun dengan hal perkakas rumah tangga banyak yang berubah, seiring dengan perkembangan saman. Jika dulu, banyak perkakas yang terbuat dari kayu atau buah (misalnya maja), yang gampang di peroleh, maka saat ini hampir semua perkakas tersebut hanya di simpan sebagai barang rongsokan, bahkan mungkin sudah hilang sama sekali. Namun buat kalian yang masih sempat melihat, atau menggunakan secara langsung perkakas-perkakas khas Toraja tersebut, maka kalian patut bersyukur. Apa saja itu? Mari kita bahas.

Bila

     Bila adalah perkakas makan yang berbentuk mangkuk. Bila terbuat dari buah Maja, yang dalam bahasa Toraja di sebut Bila. Cara membuatnya sangat sederhana hanya membagi dua buah maja yang sudah kering dengan ukuran sama besar. Kemudian isinya di keluarkan. Kedua potongan buah maja tersebutlah yang menjadi bila Jadi dari satu buah maja, terbentuk dua bila. Saya secara pribadi, masih sempat menggunakan bila, walaupun penggunaanya saat itu sudah bergeser yaitu sebagai timba air. Saat ini, buah maja mungkin masih ada, tapi buahnya tiak lagi di jadikan bila.

Passaran Kayu

     Sesuai dengan namanya, passaran kayu terbuat dari kayu. Yang di bentuk menyerupai  nampan bundar, dan mempunyai satu pegangan. Passaran kayu, ada lagunya yang cukup populer bunyinya begini:
 "Dolong-dolong passaran kayu, 
di pa'lo'doi' utan battae 
utan battae' mammi' di kande,
 di pasisola lada katokkon".
Tidak seperti nasib lagunya yang masih cukup populer di nyanyikan sampai saat ini, Passaran Kayu hampir tidak di gunakan lagi. Sekarang, utan battae' tidak lagi di lo'do di passaran kayu, melainkan di lo'do' di wadah yang lebih modern yang terbuat dari plastik atau aluminium. 
Issong (Lesung)
     Issong berguna sebagai tempat menumbuk padi sampai menjadi beras. Ada dua jenis issong, sesuai dengan kegunaannya, yaitu issong pandan, dan issong batu. Issong pandan  terbuat dari batang kayu besar yang di lubangi di bagian tengahnya. Issong pandan digunakan untuk melepaskan biji padi dari bulirnya. Setelah biji padi terlepas dari bulirnya, maka kemudian di proses lagi di issong batu untuk meleaskan kulit padi menjadi beras. Issong batu, terbuat dari batu yang juga di lubangi di bagian atas. Selain kedua alat itu, alat tambahan yang lain yang harus ada untuk menumbuk padi adalah alu, yaitu kayu yang ukurannya pas untuk di pegang oleh orang dewasa. Untuk lebih jelas, lihat gambar berikut
Karena perkembangan tekhnologi, fungsih issong sebagai penumbuk padi, saat ini sudah di gantikan oleh penggilingan padi yang lebih praktis dan tidak menguras tenaga.
 Kandean Langka'/Kandean dulang
      Saya jamin, jarang yang sempat menggunakan perkakas satu ini. Mungkin cuma generasi 60'an saja yang sempat menggunakannya. Tetapi saat ini, kita masih bisa melihatnya, selain koleksi di rumah kita masing-masing, kita juga bisa melihat kandean langka' dengan ukuran lebih besar di pusat kota Rantepao (jangan salah ya, itu bukan miniatur, karena ukurannya lebih besar dari yang sesungguhnya). Entah mengapa kandean langka atau kandean dulang di jadikan sebagai ikon di kota Rantepao. Mungkin ada filsofinya. Entahlah, Ada yang tahu? Saat ini kandean langkah lebih banyak di buruh oleh para kolektor barang antik. 

Salakko' Bale atau Tagala'
       Bahasa Indonesianya, ternyata adalah sekrap. Digunakan untu menangkap ikan di sawah, terutama jika sawah tersebut masih banyak airnya. Salakko bale, terbuat dari rotan atau pun bambu. 
Saat ini, salakko bale mungkin masih tetap di pakai di pedesaan, tapi saya sendiri sudah jarang menjumpainya. 
  Kampilong
Pa'ti
Demikian beberapa perkakas antik, yang saat ini sudah jarang bahkan sudah tidak bisa di jumpai sama sekali. Bagaimana pun, kita harus bersyukur pada semua inovasi tekhnologi yang memudahkan kita, walau harus menggantikan kegunaan benda-benda tersebut. Namun lebih bersyukur lagi jika kita masih sempat melihat, apa lagi menggunakan benda-benda tersebut di atas. Terima kasih.


Dari blog ini mau mengingatkan kita bahwa sekalipun hanya sebuah perkakas sederhana tetapi barang demikian atau benda tersebut bagian dari sejarah hidup kita.terima kasih telah membaca artikel Perkakas yang sudah jarang ditemukan di Toraja

Pendapat dan keunikan tentang Hujan di Toraja

Mitos Toraja Tentang Hujan dan Penjelasan Ilmiahnya

   Bukan hanya di Toraja, hujan menimbulkan banyaknya mitos-mitos yang berkembang hampir di seluruh dunia. Mitos-mitos tersebut dihubungkan dengan hal-hal gaib yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat. Zaman sekarang pun mitos-mitos tersebut tetap dipercaya, walaupun sudah ada sebagian yang meninggalkan kepercayaan tersebut. Apa saja mitos-mitos Toraja tentang hujan, berikut ulasannya:

Pawang Hujan (To ma'pamanta')



    Saat akan melaksanakan sebuah hajatan(  Upacara rambu solo, upacara rambu tuka etc) jasa para pawang hujan biasanya di gunakan terutama di musim penghujan. Pawang hujan biasanya merupakan orang pintar(dukun) yang punya kemampuan untuk memindahkan hujan ke tempat lain atau bahkan menahannya, agar tidak mengganggu jalannya hajatan. Biasanya orang pintar yang dianggap sakti itu melakukan ritual-ritual yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat. Ritual-ritual tersebut misalnya membakar garam, dan lain lain.

    Walaupun memindahkan hujan atau menahan turunnya hujan oleh seorang pawang merupakan hal yang mustahil, namun dengan adanya teknologi sistem rekayasa hujan, maka hujan memang bisa di pindahkan atau di tahan. Bisa jadi, teknologi tersebut terinspirasi oleh pawang hujan.
Tujuan rekayasa hujan, sama dengan pawang hujan, yaitu memindahkan atau menahan turunnya hujan. Dalam pengendalian banjir di Jakarta misalnya, untuk mengurangi debit air maka hujan harus di tahan agar tidak turun atau di pindahkan ke tempat lain. Begitu pun dengan perhelatan akbar didunia, misalnya world cup, olompiade, dan perhelatan lain yang digelar out door( di luar ruangan)

Hujan Pasti Turun Saat ada Acara Ma' Palin (Memindahkan mayat Leluhur)

       Acara ma'palin adalah memindahkan mayat leluhur yang masih di kubur di dalam tanah ke kuburan yang berbentuk bangunan ( seperti gambar berikut). Dalam kepercayaan orang Toraja, pada saat memindahkan leluhur tersebut, maka pasti akan terjadi hujan, bahkan dalam musim kemarau yang panjang sekalipun. Ini pertanda leluhur yang di pindahkan makamnya itu menangisi keturunannya yang masih hidup. Dan memang terbukti, selama ini setiap adanya acara ma'palin maka hujan turun bahkan dalam musim kemarau yang panjang. Ini membuat kita semakin percaya akan mitos tersebut.


         Tetapi, jika dilihat dari sudut pandang ilmiah maka hal itu terjadi hanya karena kebetulan semata. Seperti diketahui bahwa acara Ma'palin di Toraja hanya boleh dilaksanakan pada saat selesai panen padi, dan itu artinya terjadi sekitar bulan Juni, Juli dan Agustus. Dan pada bulan-bulan itu, memang terjadi musim kemarau. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau, bukan berarti tidak turun hujan sama sekali, potensi hujan itu terjadi karena cuaca, bukan musim. Parameter cuaca yang mendukung terjadinya hujan, antara lain suhu, tekanan, dan kelembapan udara Jadi, jika semua parameter pembentuk hujan itu terpenuhi, maka tidak mustahil terjadi hujan di musim kemarau.
       

Pelangi( Tindak Sarira) Adalah Tangga Para Dewata

    
     Pelangi merupakan salah satu fenomena alam yang unik. Karena keterbatasan pengetahuan orang pada zaman dulu, maka berkembanglah banyak mitos tentang pelangi. Kemunculan pelangi diyakini karena adanya Dewata yang turun kebumi untuk minum. Tak heran karena kedua ujung pelangi selamanya berada di sumur( turunan) . Pelangi tidak jarang membuat orang takut, karena juga diyakini bisa mengisap darah manusia. Selain itu menunjuk pelangi bisa membuat jari kita bengkok. Itu semua sebenarnya tidak benar karena pelangi hanya merupakan hal yang biasa yang terjadi karena adanya pembiasan cahaya matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfer. Itulah sebabnya pelangi hanya muncul pada saat adanya hujan disertai cahaya matahari.


 Itulah beberapa mitos tentang hujan yang berkembang di Toraja. Bagaimanapun, mitos merupakan salah satu kekayaan budaya kita. Namun harus dicermati dengan baik. Ambil yang positif tinggalkan yang negatif sekiranya ada.

sumber: wawancara
https://art-andarias.blogspot.com/2016/04/mitos-toraja-tentang-hujan-dan.html

Buah-buah ini menjadi bagian terpenting dari orang yang lahir dan besar di Toraja !!

 Buah-Buah Legenda di Toraja


Kalau tidak pernah makan dari beberapa buah ini masa kecil sebagai orang yang dibesarkan di Toraja Sangattt  menyedihkan !!!! 

Buah-buahan legenda masuk dalam kenangan masa kecil yang tak bisa di lupakan begitu saja. Ada berbagai jenis buah yang bisa di jumpai dalam perjalanan pulang dari sekolah dulu. Buah-buahan tersebut biasanya mempunyai kategori proteksi (perlindungan) masing-masing dari pemiliknya, tergantung rasa dan tingkat keenakan buah tersebut. Mulai dari kategori yang paling di lindungi oleh pemiliknya karena potensi untuk diambil secara paksa ( di boko red) sangat besar, kategori tidak terlalu dilindungi, hingga kategori yang di abaikan pemiliknya. Berikut adalah beberapa buah-buahan yang melegenda di masa kecil pastinya di kalangan orang Toraja generasi tua.

Katapi


      Dulu waktu kecil, bahasa Indonesianya cukup kontroversial. Ada yang bilang ketapi ada yang bilang ketapih (ingat pake' h di belakang) dan ada juga yang bilang kacapi baik pake h maupun tidak pake h. Dan ternyata kecapi (tanpa h) yang betul sesuai dengan KBBI.
Katapi atau kecapi, merupakan buah yang rasanya asam. Karena terlalu asam dan tidak terlalu enak, katapi masuk dalam kategori buah yang tidak terlalu di lindungi oleh pemiliknya, artinya bisa ambil, tanpa permisi sekalipun asal pohonnya jangan ditebang. Katapi lebih sering di gunakan ibu-ibu untuk menambah rasa asam pada masakan, khususnya ikan.



Dengen



    Kurang tahu, apa bahasa Indonesianya. Tapi di sini di daerah saya manggilnya dengen. Rasanya super asam, dan masuk dalam kategori buah yang di abaikan oleh pemiliknya, mau ambil silahkan, mau tebang pohonnya juga nggak papa, yang penting kayunya jangan sekalian di bawa pulang tappu' duka kayu bai soalnya.


Kalasoe'/Karondang

    Kurang tahu juga apa bahasa Indonesianya. Buah ini boleh di bilang buah anggur versi Toraja. Biasanya tumbuh liar, walaupun sering di klaim ditanam oleh orang tak bertanggung jawab. Kalasoe' rasanya manis dan enak sehingga masuk dalam kategori buah yang dilindungi pemiliknya, termasuk pemilik yang cuma klaimer tadi.


Bua banga
    

       Bua banga dalam bahasa Indonesia ternyata bernama buah manau. Sama seperti kalasoe', bua banga sebenarnya banyak yang tumbuh tanpa di tanam oleh manusia (liar), namun klaimer yang hobbinya mengklaim itu banyak di kampong. Jadi deh bua banga milik pribadi dan di lindungi oleh pemilik yang bermodal klaim itu.



Jambu Biji/Dambu Batu

       Jambu biji atau dalam bahasa Toraja di sebut dambu namun khusus di Sa'dan di sebut kuppa' biasanya tumbuh di halaman rumah. Rasanya bervariasi, ada yang tawar, asam dan ada juga yang manis. Jambu biji yang rasanya manislah yang paling berpotensi di ambil secara paksa. Oleh karena itu sistem proteksi pun di perketat baik secara fisik (dirompo/di bala) maupun secara lisan (menebar ancaman untuk menakut-nakuti).

Bibbi'/Kande Ula'


        Kadang juga di sebut markisa Belanda. Namun ternyata bahasa Indonesianya adalah Rambusa . Mirip markisa tapi ukurannya lebih kecil. Biasanya tumbuh di se'pon-se'pon uma, atau pinggir jalan. Dan kabar baiknya, buah ini biasanya tidak di klaim oleh orang-orang tertentu.


Sadipe
     Dalam bahasa Indonesia sadupe di sebut buah buni. Teksturnya juga mirip dengan anggur. Tumbuh biasanya di kebun-kebun.

masih banyak buah-buah lain misalnya: Lakkia', Paken, Tedokan,!!!!!!!!

 Sumber: https://art-andarias.blogspot.com/2016/04/tokoh-tokoh-terkenal-indonesia-asal.html

Macam-Macam Orang Toraja di Facebook

Tipe-tipe Orang Toraja di Facebook

https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/

    Facebook merupakan media sosial yang paling banyak di gunakan orang di seluruh dunia. Data terakhir menyebutkan bahwa pengguna Facebook samai saat ini, sudah mencapai 1,55 milyar jiwa pengguna, dengan pertambahan pengguna perbulannya mencapai 60 juta jiwa. Walaupun semakin banyak media sosial yang bermunculan sebagai pesaing, facebook tetap memimpin jauh di depan. Di Indonesia sendiri, facebook juga masih menjadi media sosial yang paling populer di kalangan masyarakat. Sebuah survei menyebutkan bahwa setiap pengguna internet di Indonesia, di pastikan mempunyai sebuah akun facebook. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pengguna fecebook keempat terbanyak di dunia.

    Orang Indonesia asal Toraja boleh di bilang sebagai salah satu penyumbang banyaknya akun facebook asal Indonesia di dunia. Walaupun belum ada data yang pasti, berapa banyak pengguna facebook asal Toraja, namun bisa di asumsikan bahwa pengguna facebook di Toraja juga cukup banyak. Hal ini terlihat dari beberapa group facebook kumpulan orang-orang Toraja yang cukup banyak anggotanya, dan juga cukup aktif setiap harinya membahas berbagai permasalahan. Group-group facebook tersebut, antara lain : Toraya Sikamali, Toraja Utara, Forum Politik Toraja, Solata Sosial Network, Komunitas Pencinta Tedong Silaga (KPTS), dan beberapa grou facebook lainnya.

   Nah, pada postingan kali ini kita akan membahas tentang tipe-tipe orang Toraja di facebook. Apa saja itu, mari kita bahas satu persatu

1) Tipe pendebat sejati

     Tipe satu ini paling banyak di temukan di group Forum Politik Toraja. Hampir setiap hari dalam beberapa bulan terakhir, para pendebat yang tergabung dalam group tersebut, mendebatkan tentang proyek Bandara Buntu Kunyi atau di singkat BBK. Dalam perdebatan tersebut, ada dua pihak yang bertikai, yaitu pihak yang tidak yakin proyek bandara tersebut akan selesai (  di sini bisa di sebut  sebagai pihak yang kontra) , dan pihak yang optimis proyek tersebut akan selesai ( pihak yang pro). Walaupun tidak terlalu mengikuti, namun bisa ditarik kesimpulan bahwa pihak yang tidak yakin bendara tersebut akan selesai menyarankan agar proyek tersebut seharusnya di hentikan saja dan lebih memprioritaskan ke proyek-proyek yang lain, yang katanya lebih urgent. Di sisi lain, pihak yang optimis memberikan argumen bahwa bandara tersebut akan menunjang pariwisata di Toraja sehingga harus di perjuangkan.
Topik lain yang juga sering di perdebatkan oleh Pendebat-Pendebat "Sejati", yaitu masalah tradisi mantunu tedong. Dulu di group Toraja Utara topik tersebut sempat menjadi perdebatan yang sengit antara pihak yang kontra maupun yang pro akan tradisi tersebut, namun akhir-akhir ini sudah jarang bahkan tidak lagi di perdebatkan.

2) Tipe Bertanya sebelum membaca

       Cukup sebel dengan tipe yang satu ini.Terutama saat membagikan link (tautan). Orang yang masuk dalam tipe ini, cuma baca judul, terus langsung bertanya di kolom komentar, padahal yang di tanyakan sudah ada penjelasannya dalam postingan tersebut. Saking kesalnya, beberapa orang langsung memberi komentar " Makanya baca dulu sebelum komentar", atau " Makanya buka linknya sebelum komentar". Apakah anda termasuk dalam tipe ini? Tinggalkan kebiasaan buruk tersebut, sebelum anda di judge sebagai orang yang menyebalkan.

3) Tipe  Akun Palsu

      Kebebasan berbicara khususnya di media sosial, kadang di hambat oleh rasa takut atau rasa kurang percaya diri. Faktor inilah, yang membuat sebagian orang membuat akun palsu untuk lebih bebas, sebebas bebasnya untuk mengungkapkan pendapat-pendapat liar mereka. Akun palsu paling sering di temui dalam berbagai perdebatan politik, seperti yang sudah di sebut di tipe pertama di atas. Dan mungkin karena merasa identitas pribadinya tidak ketahuan, maka tak jarang para pemilik akun palsu tidak mengindahkan etika sopan santun dalam bersosial media. Misalnya mempositing gambar atau video yang berbau pornografi dan SARA, bicara kotor, membulliy, hingga menjelek-jelekkan tokoh-tokoh tertentu.  Jika kalian mempunyai akun palsu, sah-sah saja sebenarnya, tapi itu tadi, jangan sampai mengabaikan etika sopan santun.

4) Tipe irit kuota

        Banyak orang Toraja yang masuk dalam tipe ini. Maklum saja, kuota data harganya memang cukup mahal saat ini. Apalagi di Toraja operator yang bisa menjangkau pelosok-pelosok desa cuma satu, yaitu Telkoms*l. Bagi mereka yang masuk dalam tipe ini, akun facebook milik mereka, biasanya hanya untuk update status, dan membaca status temannya, jadi jangan harap mereka buat buka tautan yang berisi gambar apalagi video. Irit bukan berarti pelit.

5) Tipe pemilik group

      Biasanya, yang masuk tipe ini adalah orang-orang yang membuat group facebook atau orang-orang yang di angkat sebagai admin di group.facebook yang di maksud. Para pemilik group atau admin gruop, sekaligus merangkap sebagai polisi di group yang mereka buat tersebut. Jadi, jika kalian memposting hal-hal yang menggangu ketertiban umum di group, misalnya postingan berbau SARA, dan pornografi, maka kalian akan berhadapan dengan mereka. Sangsi terberat yang mereka kenakan, yaitu mengeluarkan seseorang dengan cara tidak hormat dari group tanpa pemberitahuan sebelumnya, jika orang tersebut telah terbukti dengan sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran.

6) Tipe Sosial (Berhati mulia)



       Ini merupakan tipe yang paling mulia dari yang termulia. Seperti yang sering di lakukan beberapa orang yang tergabung di group Toraya Sikamali'. Mereka mengumpulkan dana dari para anggota dengan berbagai cara (positif pastinya ), misalnya dengan penjualan baju, untuk membantu orang-orang kurang beruntung di berbagai tempat di Toraja. Bantuan, biasanya berupa beras diantarkan langsung ke rumah orang-orang yang membutuhkan.Selain Toraya Sikamali, beberapa group lain pun melakukan hal serupa. Salut bangat, dengan orang-orang seperti mereka yang masih punya kepedulian terhadap sesama. Lanjutkan

      Demikian enam tipe orang Toraja di facebook. Silakan pilih sendiri tipe yang paling cocok dengan kalian. Dan jangan lupa menuliskannya di kolom komentar berikut. Terima kasih sudah membaca. Kurre sumanga'. mungkin masih ada yang menurut anda dapat ditambahkan sebagi tipe-tipe yang lainnya silahkan masukan dan sarannya .
kunjungi juga https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/

Pendapat-pendapat Orang Toraja mengenai hewan-hewan ini

"Hewan yang dipercaya membawa kabar tentang kematian di Toraja"

   
    Di kalangan orang Toraja, binatang-binatang tertentu di percaya dapat membawa pertanda baik, maupun pertanda buruk dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terutama jika binatang-binatang tersebut bertingkah laku aneh, atau tidak seperti biasanya di sekitar rumah penduduk.

Di postingan kali ini, saya akan memberitahu kalian beberapa hewan, khususnya burung yang dalam kepercayaan orang Toraja, dianggap sebagai burung pembawa tanda-tanda kematian. Apa saja itu? Lets check it out.


Burung Gagak ( Kadoaya)

     Burung gagak yang dalam bahasa Toraja di sebut Kadoaya adalah burung yang di anggap keramat karena warnanya yang hitam. Orang Toraja percaya jika burung ini berada di sekitar rumah di siang hari, apa lagi malam hari dalam jumlah yang banyak, maka itu merupakan sebuah pertanda bahwa ada seseorang dalam keluarga di rumah tersebut yang akan segera meninggal dunia. Hal ini di perkuat, jika burung gagak tersebut berada di sekitar rumah tanpa adanya alasan yang jelas.

Burung Walet ( Kaluppini')

      Burung walet atau dalam bahasa Toraja di sebut kaluppini' adalah burung yang memiliki ukuran tubuh kecil dan sayap yang lebar. Biasanya burung walet hidup di gua-gua, kuburan, atau pun tempat yang gelap secara bergerombol. Dalam kepercayaan orang Toraja, jika di sekitar rumah Tongkonan atau rumah adat Toraja burung walet atau kaluppini terbang secara bergerombol, maka akan ada seseorang yang akan meninggal dari rumah tersebut.

Karrak Burung Elang??

      Karrak, dalam bahasa Toraja artinya menangis dengan keras. Karrak merupakan hewan nokturnal atau hewan yang hanya aktif di malam hari, dan sangat jarang berada di sekitar permukiman warga. Oleh karena itu, jika karrak berbunyi atau menangis di sekitar rumah pada malam hari, maka itu pertanda bahwa akan ada kematian salah satu anggota keluarga.

Burung Hantu Totosik

     Burung hantu atau dalam bahasa Toraja di sebut totosik juga merupakan burung nokturnal. Burung hantu sangat takut dengan manusia, oleh karena itu biasanya hidup jauh dari permukiman warga. Hanya pada waktu-waktu tertentu, totosik masuk ke dalam rumah adat ( Tongkonan)  dan tinggal di dalam. Jika burung hantu atau totosik masuk ke rumah tongkonan, maka hal itu di percaya merupakan pertanda akan ada keluarga dari rumah tersebut yang akan meninggal.


      Entah apakah cuma di hubung-hubungkan atau tidak, tapi banyak sekali kesaksian yang beredar dalam masyarakat mengenai pertanda-pertanda tersebut di atas yang relevan dengan kejadian yang mereka alami. Dan hal ini tentu membuat orang Toraja semakin mempercayainya mitos-mitos tersebut.

Namun semuanya kembali kepada kita apakah kita mau percaya atau tidak. Dan atas kesediaan Anda membaca postingan ini, maka saya ucapkan terima kasih banyak

catatan:
 Nenek Andi mengatakan bahwa:
    MUSTAHIL Tidak mungkin burung yang menunjukkan dan memebri gambaran tentang kematian terhadap kita.

Org banyak mengatakan bahwa mungkin karena hal ini dipercaya sehingga kemudian orang banyak mengatakan bahwa hal ini benar.




https://art-andarias.blogspot.com/2016/05/binatang-binatang-ini-di-percaya.html
wawancara dan cerita-cerita rakyat waktu minum ballo'...!!!!

Hantu Hantu yang dipercaya ada di Toraja

Mahluk Jadi-Jadian Di Toraja

   Saman boleh modern, tetapi mahluk halus, jin, hantu,ilmu hitam dan teman teman tetap banyak di dunia ini. Seolah olah mereka tidak dapat terhapus oleh jaman. Banyak mahluk misterius yang supernatural di temui di berbagai tempat di belahan dunia ini, baik yang berupa roh halus, manusia yang jadi jadian akibat ilmu hitam ( magic), dan lainnya. Diposting kali ini, saya akan membahas beberapa mahluk tersebut . Sesuai dengan pengalaman, dan cerita cerita dari orang tua. Berikut 10 mahluk supernatural  sesuai dengan jenis nya.
1) Po'pok( pok pok)
Pok Pok yang Tertangkap
       Sesuai dengan namanya, mahluk jenis ini mengekuarkan suara pok pok pok saat terbang. Konon Po'pok adalah jelmaan dari manusia yang saat terbang mengeluarkan seluruh isi perutnya terlebih dahulu . Biasanya mahluk ini berkeliaran( mencari mangsa) di malam hari.Mangsa utama pok pok adalah ari ari bayi yang baru dilharkan. Menurut beberapa cerita orang kasus pok pok memangsa bayi yang baru lahir banyak terjadi di Rumah sakit. Kadang pok pok berpura pura, bahkan benar benar berprofesi sebagi Suster.


Terdapat banyak definisi untuk mengartikan hantu. Hantu yang sering kita dengar secara umum adalah roh yang berada di sekitar kita yang telah meninggalkan jasadnya karena telah meninggal. Ada 2 jenis hantu di sekitar kita, yaitu hantu yang jahat dan yang baik. Banyak orang mempercayai keberadaan hantu di muka bumi ini. Walaupun sedikit saja yang pernah melihatnya.
Hantu yang sering di jumpai di Indonesia yaitu hantu kuntilanak dan pocong. Namun, terdapat beberapa macam hantu yang dapat kita jumpai di beberapa suku di Indonesia. Saat ini kita akan membahas dua hantu yang paling terkenal di Tana Toraja. Kedua hantu ini adalah Po'pok dan Batitong.
ilustrasi: saranghaekorea
Hantu ini juga merupakan roh jahat yang memperalat manusia untuk mendapatkan keinginannya. Menurut cerita orang di sana, hantu ini mudah merasuki orang yang ketularan, karena keturunan dan salah menggunakan guna-guna. Makhluk ini sering muncul pada malam hari. Wujud dari makhluk ini bisa berupa manusia yang bersayap, dan hewan seperti babi atau burung. 
Menurut orang di sana, hantu ini memakan hati manusia yang tidur terlentang dan hati manusia yang keadaannya sedang sakit keras. Hantu ini juga memakan buah-buahan dan mengisap darah manusia serta darah hewan. Untuk mencegahnya, biasanya orang asli Toraja menggukan beberapa cara di bawah ini.
          
1. Menghamburkan garam ke dalam kolong rumah dan di halaman serta di dapur
2. Menyiramnya dengan air panas
3. Melemparnya dengan buah pinang agar ia menjadi manusia kembali
4. Memukulnya sekali saja. Karena jika memukulnya berkali-kali ia tidak akan mati bahkan ia akan membahayakan orang yang memukulnya.
Itulah 2 hantu yang paling terkenal dari suku Toraja. Namun, sebagai orang yang beragama sebaiknya kita lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Percayalah kepada Tuhan dan kita akan dijahui dari hal-hal yang membahayakan kita.

2) Parakang
      Sama dengan pokpok, parakang merupakan mahluk jelmaan manusia. Mangsa utama dari parakang adalah isi perut manusia. Parakang biasa memangsa hanya dengan melihat korban . Sebuah kasus ,( yang tidak usah saya ceritakan) baru baru ini terjadi, seorang pemuda menjadi " korban?" dari mahluk ini. Kasus ini terjadi di sebuah daerah yang memang dicurigai banyak warganya merupakan parakkang.

Parakang
3) Batitong ( Katitong)
      Mahluk jadi jadian satu ini konon katanya mempunayai mata yang bercahaya di malam hari.
 Biasanya mahluk ini keluar untuk menghisap kotoran anjing, atau babi yang telah di tandai saat siang hari    ketika masih menjadi manusia . Jadi jangan heran jika anda melihat kotoran anjing di jalan yang diberi tanda( biasanya dengan ranting atau lidi)
Batitong.
Bila anda berjalan-jalan di Toraja, anda mungkin akan mendengar kalimat 'Torroko Torroko Nakande Ko Batitong'. Kalimat ini memiliki arti yaitu Jika kamu tertinggal jauh dibelakang atau memperlambat jalan kamu nanti kamu akan dimakan hantu. 
Menurut para tetua di sana, hantu ini adalah roh jahat yang berasal dari perempuan yang telah meninggal saat bersalin dan menggunakan manusia untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. 
Manusia yang dirasukinya memiliki ciri-ciri pada dahi, kepala atau tangannya terdapat semacam lampu. Hantu ini beraksi pada siang dan malam hari. Hantu ini sering dijumpai di tempat berair seperti sawah, selokan, sungai, dan rawa-rawa. 
Korban dari hantu ini biasanya ibu-ibu yang sedang hamil dan kerbau. Untuk mengusirnya, orang suku Toraja menggunakan kayu pohon jarak atau kayu pallan (bahasa Toraja untuk kayu jarak) dan hantu itupun akan mati. 
Ada juga yang menggunakan tikar. Tikar ini digelar di perbatasan kampung dan di atasnya terdapat manikata (perhiasan dari Toraja). Jika mereka berhasil membunuhnya, mereka akan mengadakan acara persembahan yang sering disebut Ma'manuk Tallu. 
Untuk mengusir setan ini, orang sana (Toraja) juga menggunakan bambu dan menaruhnya di pintu masuk kampung. Bambu ini berisi daun tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Toraja.


4) Kuntilanak
     Hampir seluruh daerah di indonesia mengenal mahluk jenis ini. Mahluk yang sering menjadi bintang di film film horor ini, merupakan roh halus dari wanita yang meninggal secara tidak wajar, misalnya mati melahirkan, mati saat mengandung, dan lainnya. Roh halus ini membenci laki laki. Banyak kesaksian dari orang orang mengenai mahluk satu ini .

5) Hantu ( Bombo nakua Toraya)
       Hantu atau Bombo adalah roh atau arwa yang terpisa dengan raga. Di Toraja, Hantu bukan berarti roh yang terpisa dengan raga hanya  karena kematian. namun juga karena beberapa hal, misalnya Roh yang raganya sakit. Ada banyak orang yang mengklaim diri mereka dapat melihat hantu. Bahkan ada mitos yang mengtakan bahwah seseorang pasti akan melihat Hantu satu kali atau beberapa kali dalam hidupnyasebelum kematian.

  Masih banyak mahluk mahluk halus yang berkeliaran sesuai dengan mitos maupun pengalaman dari orang lain. Entahlah apakah hal itu benar atau hanya layak menjadi mitos. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Jangan lupa membaca artikel yang lain.

sumber: https://art-andarias.blogspot.com/2012/07/mahluk-jadi-jadian-di-toraja.html

5 Tokoh Terkenal Indonesia Asal Toraja

Tokoh Tokoh Terkenal Indonesia Asal Toraja

    Meskipun secara kuantitas, suku Toraja masih jauh lebih sedikit dibanding dengan beberapa suku besar di Indonesia seperti Batak, Bugis, Jawa, Sunda, dan suku suku lain, namun secara kualitas Suku Toraja tidak bisa di pandang sebelah mata. Di Indonesia beberapa tokoh asal Toraja berkiprah di berbagai bidang mulai dari politik, ekonomi, hukum, IPTEK, entertaiment, dan sebagainya. siapa saja mereka? Berikutini merupakan informasi yang singkat mengenai mereka


1.Jonathan Limbong Para'pak


    Lahir di Desa La'bo, Toraja Utara 12 Juli 1942, beliau saat ini menjabat sebagai rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) yang merupakan salah satu universitas ternama di Tangerang, Indonesia. Beliau menyelesaikan gelar sarjana dan masternya di Universitas Tasmania, Australia.
Selain menjabat sebagai rektor UPH, sebelumnya beliau dipercayakan menempati beberapa jabatan penting dalam pemerintahan seperti:
CEO PT.Indosat Jakarta, Sekjen Departemen Priwisata, Pos Telekomunikasi, dan lain-lain.
Dan atas pengabdiannya dibidang Teknologi dan Telekomunikasi di Indonesia, beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Tasmania, Australia dan Ouachita Baptist University. Beliau menikah dengan seorang keturunan Australia, yaitu Anne Atkinson, yang merupakan teman sepelayanan beliau saat kuliah di Australia. 

2.Alfred Tanduk Palembangan

   Pria asal Sa'dan ini merupakan seorang diplomat Indoneisa. Beliau di terima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementrian Luar Negeri pada Tahun 1981. Sejak saat itu, karier beliau di bidang diplomat pun semakin naik. Alumni Universitas Hasanuddin ini,  dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar LBBP Republik Indonesia, untuk Republik Kuba merangkap Bahamas, Haiti, dan Jamaika dan berkedudukan di Havana. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Dubes RI untuk Venesuela.


3.Tino Sarung Allo



     Pria kelahiran Jakarta 10 Juli 1958 merupakan seorang aktor,produser film, dan penulis buku. Ayahnya Renda Sarungallo adalah asli Toraja. Tino memulai karier di dunia Entertaiment sebagai kru film,dan telah membintangi berbagai film, diantaranya Quicke Express, MBA, Pesan dari Surga, dan lai lain. Ia juga telah banyak mendapat berbagai penghargaan di duniia perfilman, baik dalam maupun di luar negeri. Selain di dunia perfilman, beliau juga aktif menulis buku. Salah satu karyanya berjudul " Ayah Anak Beda Warnah" , berisi "pemberontakannya" terhadap budaya sang ayah( budaya Toraja) yang dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman.


4.Oline Mendeng


   Berperan sebagai Susi di Sitkom Office Boy (OB) , membuat namanya mulai di kenal di Indonesia. Wanita kelahiran Jakarta 18 Juli 1986 ini, sekarang menjadi presenter, komdian, bintang FTV , dll. Ia sempat di kabarkan berpacaran dengan Nino Fernandes seorang aktor terkenal di Indonesia, namun putus. Ia kemudia menika dengan seorang pengusaha Batak Octav Panggabean.
5.Kamasean Matthews
Runner Up Indonesian Idol season 7 ini lahir di Jakarta 30 Juni 1995. Memeroleh darah Toraja dari ayahnya sedangkan ibunya adalah orang Batak. Ia menjadi kontestan termuda yang pernah ada sekaligus menjadi runner up termuda. Saat ini dia menjadi bintang iklan sebuah media sosial, yaitu we chat.

6.Ari Lasso
    Jarang yang mengetahui kalau mantan vokalis Dewa 19 ini memiliki darah Toraja dari ayahnya. Ia lahir di Madiun 17 Januari 1973. Saat ini beliau menjadi salah satu Juri pencarian bakat asal Belanda The Voice Indonesia. Seperti orang Toraja kebanyakan, beliau beragama Kristen.

Catatan:

 ANDA ADALAH BAGIAN DARI MEREKA !!!! KIRANYA DENGAN MEMBACA INI ANDA TERMASUK DALAM DAFTAR ORANG TERSEBUT.

MOHON MAAF JIKA ADA SALAH DAN KELIRU DALAM PENULISAN 

Sumber: https://art-andarias.blogspot.com/2016/04/tokoh-tokoh-terkenal-indonesia-asal.html

Dongeng Sebelum Tidur dari Toraja

DALANA'

Den sang allo na lambi’ kapariuan tu umanna ambe’na Dalana’. Ma’kadami Dalana’ lako ambe’na, “O ambe’, la dipariumo tu umanta sambali’. Masiangpa ku male untambai to muane pariu sambali’ umanta.” Na kuami ambe’na mebali, “Iamo ke, pebudai tu to muane la pariu.” Nakuami Dalana’, “ Ko tunuammi bai sia pebudai tu bo’bo’ minasu masiang”.

Masiangna to, malemi te Dalana’ unggaraga tau-tau (payo-payo), na pebudai tonganni na osokki sambali’ umanna. Nasuami ambe’na Dalana’ tu tau mantunu bai sia na pebudai tu bo’bo’ na nasu. Ia tonna manasumo tu pa’piong sia bo’bo’, malemi tu to baine parundun sola Dalana’. Ia tonna lambi’mi tu salu, dolomi te Dalana’ lamban lian biring salu. Apa ia tonna lanmo tangnga salu, mengguntu’mi ade’ tu Dalana’ sae lako angge barangkangna tu uai salu. Ma’kadami lako to parundun nakua, “Mandalan te salu. Tiroi mai, angge barangkangku tonganmo tu uai salu. Aku bang mora male parundun.” Mataku’mi ade’ te to baine la parundun na ben bangmi mintu’ kande lako Dalana’, na Dalana’ tu male parundun.

Ia ade’ tonna rampomo langngan lantang tu Dalana’, na rampunmi tu tau-tau na osokki ma’talimbung dio biring lantang sia male duka untambai solana ungkandei tu bo’bo’ sia duku’ bai. Ia tonna tiromi to parundun kumua budamo tau sambali’ lantang kumande, sulemi ade’ te to parundun. Tonna rampo langngan banuanna ambe’na Dalana’, nakutanaimi ade’ ambe’na Dalana’ tu to parundun nakua, “O..mi sule kale’ ora parundun?”. Mebalimi ade’ te to parundun nakua, “Saba’ tu uai salu diong na tang ki sara la lamban. Dalana’ manna tu bisa lamban lian, dadi Dalana’ tu male parundun. Sambali’ sia tu to pariu untalimbungngi lantang kumande.”

Tallung allo ade’ nanai Dalana’ umpakena ambe’na…………

Ia tonna ma’ tallung allonamo to, malemi ade’ ambe’na sia indo’na Dalana’ untiro umanna. Apako tae’ bangpa tu uma mangka dipariu. Ma’kadami ade’ Dalana’, “Ko kariuanmo tu uma, la disalaga pole’ omo. Alangki’ tedong masiang na disalaga te umanta.”

Masiangna to, malemi te Dalana’ unnala tedongna ambe’na na baai lian umanna. Rampo sambali’ umanna to, na alami tu bulu-bulu induk na palangnganni boko’ tedongna. Nadurrui’ api tu bulu induk na lussu’ ade’ tu tedong. Sulemi sambali’ banuanna tu Dalana’ na ma’kada tu Dalana’ lako ambe’na nakua, “Tae’ na mangka tu uma di pariu belanna lussu’ tu tedong. Masiangpa ku male pole’ untambai tau.”

Masaingna to malemi te Dalana’ untambai siulu’na sia sangmanena untundui pariu. Belanna manarang te Dalana’ unnala penaanna sia attana to mangngura, budami ade’ tu tau la male untundui pariu masiang. Ma’kadami lako ambe’na te Dalana’ nakua, “La pariuki’ masiang, pebudai tu bo’bo’ sia tunuangki’ tu bai belanna buda liu tu tau la pariu masiang.” Masiangna to, rampo nasangmi ade’ te sangmanena Dalana’ pariu sambali’ umanna. Malemi tu tau parundun na undi te ambe’na sia indo’na Dalana’ untiroi tu umanna. Lendu’ masannang tongan penaanna untiroi tu tau buda pariu dio to’ umanna belanna manarang te Dalana’ unnala penaanna sangmanena. Sae lako mangka te umanna ambe’na Dalana’.

Sia manarangnamo te Dalana’ unnala penaanna tau, la to muane, la to baine….

Nalambi’ la ditanannimo pare te umanna Dalana’, malemi ade’ Dalana’ untambai to baine la mantanan pare. Belanna manarang unnala penaanna tau te Dalana’, buda liu tu to baine untundui male mantanan pare.
Dimangkai ade’ tu umanna ambe’na Dalana’ ditananni.

……Na lambi’mo attunna tau mepare……..

Pantan meparemi ade’ tu tau umpeparei umanna. Na dikutui’ sia ditambak. Mangka to di alloi sae lako marangke. Marangke to, dipekissinmi tama alang tu pare marangke.

Ia duka te alangna Dalana’ lan tangnga-tangnga alangna tau. Ma’tangnga’mi ade’ Dalana’ umba nakuanni na bisa ponno pare tu alangna. Ma’kadami ade’ te Dalana’ lako mintu’ tau sia ambe’na tu unnampui alang untalimbungngi alangna Dalana’ nakua, “La kuballa api te alangku belanna tae’ sia pare dao.” Nakuami tau mebali, “Da’ dikka’ muballai api tu alangmu belanna napurai duka api dako’ tu alangki. Ki peponnoi mira resa’ langngan tu alangmu.” Pantan rampomi ade’ tu tau umpekissin pare sae lako ponno tu alangna Dalana’. Ko patalo tangnga’ omo tu Dalana’ to.

Baca Juga DONGENG SEBELUM TIDUR https://pancasilasebagaifalsafahidup.blogspot.com/2018/12/cerita-orang-toraja-mengenai-kebaikan.html

Tuak bukan untuk Talango

TUAK
Pohon induk atau aren (Borassus flabellifer) yang difermentasi. Ada beberapa daerah di Indonesia sebagai penghasil Tuak tapi untuk Tuak Toraja sendiri diakui oleh para wisatawan lebih segar dan nikmat. Di Toraja sendiri ada Beberapa Cita Rasa Tuak yang bisa anda coba, mulai dari yang manis hingga yang pahit (pa’buli). Anda bisa membeli Tuak dipasar Tradisional Toraja misalnya di Pasar Makale, Di Pasar Rantepao, atau di warung-warung makan khas Toraja.Sejak dahulu, nenek moyang orang Toraja sangat menyukai Tuak, Minuman dari Alam Toraja yang merupakan bagian dari Budaya Toraja sendiri yang Patut kita Lestarikan. Karena Orang Toraja sangat menghargai Alam yang meyediakan segala kebutuhan masyarakatnya termasuk Tuak. Makanya, masyarakat Toraja selalu menyertakan Tuak dalam kehidupan mereka karna Tuak adalah Pemberian alam dan tidak lepas dari kehidupan masyarakat Toraja. Baik itu dikalangan Tua-Muda, Laki-laki atau Perempuan semua turut didalamnya.














Keberadaan Tuak sendiri bukan sebuah larangan di Toraja karena Tuak wajib hadir dalam ritual-ritual adat Toraja, baik sebagai kelengkapan upacara maupun untuk menyambut para tamu. Tuak ini disajikan hampir dalam setiap acara adat di Tana Toraja, Upacara Rambu Solo’ (Kematian) atau Upacara Rambu Tuka’ (Pernikahan, Syukuran). Biasanya Tuak dibawa oleh kerabat keluarga yang mengadakan pesta dan diminum bersama-sama dengan rekan-rekan yang hadir dalam acara tersebut. Penyajiannya lebih nikmat ketika diminum langsung dari potongan bambu (Timbo/Suke).


Ketika menulis artikel ini, saya berusaha mencari pendapat-pendapat Orang Toraja tentang TUAK (BALLO’) selain minuman khas dan pelengkap ritual adat. Mungkin terlihat lucu, tapi Bagaimanakah mereka bercerita? Berikut pemaparannya..
  1. Tuak = Pedampi Ta'ka' (Obat Capek)

Bagi orang Toraja sendiri, meminum Tuak adalah hal yang tepat ketika kondisi tubuh sangat kelelahan. Mengapa demikian? Itu mungkin karena Tuak termasuk sumber vitamin, sama seperti buah apel. Tuak juga memberi kekuatan dan bila cuaca dingin, tuak akan menghangatkan. Sehingga banyak orang yang berpendapat Tuak itu menyehatkan, menghangatkan dan menyegarkan orang yang meminumnya selagi dalam Porsi yang Normal.










  1. Tannia to Toraya ke taek na iru’ Tuak

Jika di translatekan kedalam bahasa Indonesia artinya “Bukan Orang Toraja Kalau tidak minum Tuak” mengapa statement ini dikeluarkan? Ini mungkin karena Tuak menjadi Salah satu ciri masyarakat Toraja, melihat posisinya yang jadi item penting dalam sebuah ritual adat.
  1. “Duduk Melingkar, Gelas Berputar”

Saya awalnya tidak paham untuk ungkapan yang satu ini, ketika teman-teman kaum muda bercanda tentang Tuak setiap kali ada ajakan untuk minum Tuak bersama entah itu ketika ada perayaan syukuran karena wisuda atau ulang tahun. Yang membaca artikel ini mungkin juga pernah mendengar? Atau bahkan pernah berceloteh langsung tentang ini? Saya mencoba menulis, “Duduk Melingkar, Gelas Berputar” ada Subjek dan Objek: Duduk melingkar adalah Kumpulan Manusia dan Gelas yang berputar adalah Gelas yang Terisi Tuak. Karena kita adalah orang Toraja, pelengkap dalam sebuah jamuan syukur adalah Tuak. Maka singkatnya Tuak sebagai Alat Sosialisasi, ketika orang-orang berkumpul rasa kekeluargaan orang Toraja sangat terasa, bahkan kadang yang tidak saling mengenal karena duduk bersama meminum tuak mereka saling berkenalan. Ke kita Toraya di sanga “Massalu Nenek” singkat cerita kita pulang dengan relasi baru.










  1. Hallo Bro, dapat salam dari jergen 5 liter kapan kita ngumpul bareng?

Ini ungkapan yang kadang jadi candaan di kalangan anak muda, ajakan untuk berkumpul dengan membawa salam dari jergen 5 liter. (biasa ada pada DP BBM/ KOMENTAR DI FB dll) Hahaha.. Jelas sekali, Tuak pada Posisi yang selalu dirindukan ketika orang Toraja sedang berkumpul.
  1. Tuak adalah Minuman Sakral

Untuk pendapat ini, saya sulit menjelaskan “Air Sakral cairan putih yang disaring cairan-cairan pohon aren yang berkualitas yang menghasilkan TUAK minuman kedamaian” Mungkin, karena secara kasat mata Tuak itu berwarna putih, sedangkan sakral diidentikkan dengan warna putih sebagai lambang kesucian. Kemudian yang kedua, karena posisinya ada dalam ritual adat mungkin, ini salah satu alasan pengemuka mengatakan demikian. Dan mungkin Juga ketika menengguk minuman itu, harus dalam tujuan yang baik, hati dan pikiran harus bersih karena kapan semua itu kotor, mungkin itu yg membuat sebagian orang Mabok, dan berperilaku diatas normal. Ya.. ini adalah sebuah pendapat, mungkin ada yang bisa memperjelas atau mengungkap kata Sakral dibalik Tuak itu. (Tulis di Kolom Komentar)

6. Tuak ibarat stempel pada sebuah acara rambu solo' ataupun rambu' Tuka'
    dalam acara ARS dan ART di Toraja, tuak memiliki peran yang sangat penting, hal demikian t6erbukti karena tanpa kehadiran ballo' atau tuak ini membuat acara atau upacara adat terasa lain daripada yang lain.






Jadi, Semua Pemberian dari Alam Toraja punya peran tersendiri dalam Masyarakat Toraja (Angga’na Tuak lan Katuoanna to Toraya) “Peran Tuak dalam Kehidupan Masyarakat Toraja” tidak ada larangan dia ada ditengah-tengah masyarakat selagi kita sebagai Penikmat bisa mengontrol diri karena Tuak adalah bagian dari budaya kita sendiri dan itu harus kita lestarikan.

Sumber:
https://bainetorayaproject.wordpress.com

Wednesday, November 14, 2018

Mangrara Banua sebuah ritual dari Toraja

Upacara Mangrara Banua adalah sebuah ritual untuk meresmikan rumah (Tongkonan) sebelum ditinggali. Dimulai oleh sambutan dari pemuka adat, upacara dilanjutkan dengan tari-tarian oleh para wanita Toraja yang diiringi dengan tabuhan gendang.


Mangrara Banua” adalah ritual terpenting, karena tongkonan menjadi pusat kehidupan orang Toraja. Mulai dari urusan pemerintahan adat, perekonomian, hingga urusan memelihara silaturahim kekerabatan dilaksanakan di tongkonan. Kekerabatan, lebih-lebih status sosial seseorang, tidak hanya ditelusuri dari nama marga, tetapi juga dari tongkonan mana ia berasal.”Mangarara Banua” termasuk prosesi ”Rambu Tuka’” yang langka karena hanya dilakukan untuk selamatan tongkonan yang baru diganti atap bambu atau dindingnya. ”Penggantian atap sebuah tongkonan biasanya dilakukan 40 tahun sekali, sesuai umur bambu yang disusun sebagai atap tongkonan yang bersangkutan, sedangkan penggantian dinding tongkonan biasanya dilakukan 100 tahun sekali. Proses penggantian itu berlangsung enam bulan. Dinding berukir yang biasanya dipesan dari Randan Batu di wilayah Kesu, Tana Toraja.
Contoh ukiran toraja Pada Tonkonan:Daun Paria, Pa’kapu’ baka’, Buah Tina, Bungkang Tasik,Sekong, Toronkong, Sekong anak,Sissik Bale, Pa’takku’ Pare.